KALBAR – PT PLN Indonesia Power menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran sebagai motor utama dalam pengembangan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi, demi mendukung percepatan transisi energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pemanfaatan panas bumi merupakan solusi jangka panjang untuk menjaga ketahanan energi sekaligus menekan emisi karbon. “Kami memandang panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia. Dengan kapasitas teknis dan infrastruktur yang kami miliki, serta peran PT PLN Indonesia Geothermal sebagai key player PLTP di tanah air, kami siap mengoptimalkan potensi yang ada,” kata Edwin di Jakarta, Kamis (29/05/25).
Komitmen ini sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034 yang baru saja diluncurkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam RUPTL tersebut, terdapat rencana pembangunan kapasitas pembangkit listrik tambahan sebesar 69,5 gigawatt (GW) pada periode 2025-2034.
Sebanyak 76 persen dari kapasitas baru itu, yakni sekitar 52,9 GW, akan berasal dari energi terbarukan dan storage, sebagai upaya nyata mengurangi emisi dan memanfaatkan sumber energi bersih.
Pemerintah menargetkan kapasitas panas bumi mencapai 5,2 GW, dengan sasaran kapasitas terpasang sebesar 0,9 GW hingga 2029.
Dalam peluncuran RUPTL, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa energi terbarukan, termasuk panas bumi, harus menjadi prioritas pembangunan nasional ke depan. “Pemerintah konsisten dalam mendorong energi terbarukan sebagai bentuk dari transisi energi,” ujar Bahlil.
Edwin menegaskan, sebagai Subholding PT PLN (Persero) yang mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), PLN Indonesia Power memiliki posisi strategis dalam pengembangan geothermal di Indonesia. Melalui anak usahanya, PLN Indonesia Geothermal, perusahaan berkomitmen untuk memperkuat portofolio pembangkitan berbasis panas bumi dan memperluas pengembangan proyek di berbagai wilayah di tanah air.
Selama lima tahun terakhir, PLN Indonesia Geothermal telah menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 gigawatt-jam (GWh), yang setara dengan pengurangan emisi karbon mencapai 4.760 ton CO2e.
Selain pengembangan panas bumi, PLN Indonesia Power juga menyiapkan diri untuk mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan lainnya seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga surya (PLTS). Perusahaan juga membuka peluang kolaborasi investasi melalui inisiatif Hijaunesia dan Hydronesia.
Dengan langkah tersebut, PLN Indonesia Power terus bertransformasi menjadi penggerak utama pemanfaatan energi terbarukan demi mendukung target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. []
Redaksi10