JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi perputaran uang selama libur Idulfitri 1446 H/Lebaran 2025 akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh turunnya jumlah pemudik pada tahun ini. Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan dan akademisi, diperkirakan jumlah pemudik tahun ini hanya mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini turun 24 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, menjelaskan bahwa pada Idulfitri 2025, perputaran uang diperkirakan mencapai Rp137,9 triliun, turun dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp157,3 triliun. “Perhitungan ini didasarkan pada jumlah pemudik yang diprediksi sebanyak 146,48 juta orang atau sekitar 36,26 juta keluarga, dengan asumsi setiap keluarga terdiri dari empat orang,” terangnya, Senin (24/03/2025).
Jika rata-rata setiap keluarga membawa uang sebesar Rp3,75 juta, atau naik 10 persen dibandingkan tahun lalu, potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp137,9 triliun. Angka ini dapat meningkat jika rata-rata uang yang dibawa setiap keluarga mencapai Rp4 juta, yang berpotensi mengerek perputaran uang hingga Rp145 triliun.
Sarman menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pemudik pada tahun ini. Pertama, libur Natal-Tahun Baru yang sangat dekat dengan libur Idulfitri, sehingga banyak masyarakat yang tidak merencanakan mudik. Kedua, menjelang tahun ajaran baru sekolah, banyak keluarga yang lebih memilih untuk berhemat. Ketiga, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mempengaruhi daya beli masyarakat, serta faktor cuaca yang memengaruhi niat masyarakat untuk mudik.
Di sisi lain, Bank Indonesia telah mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Ramadhan dan Idulfitri 2025, meski diperkirakan tidak seluruhnya akan terserap. Perputaran uang diperkirakan akan terkonsentrasi di Pulau Jawa, dengan sekitar 60 persen dari total perputaran uang, mencakup wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek. Sisanya, sekitar 40 persen, diperkirakan akan tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
Sektor-sektor yang diharapkan menikmati dampak dari perputaran uang selama libur Lebaran antara lain industri makanan dan minuman, fesyen, sektor ritel, pedagang sembako, pariwisata, dan UMKM yang menjual produk khas daerah. Begitu juga sektor transportasi, baik darat, laut, maupun udara, serta pengelola tol dan SPBU.
Sarman berharap bahwa perputaran uang di berbagai daerah tujuan mudik akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional. Ia berharap para pelaku usaha di daerah dapat memanfaatkan momentum mudik untuk memberikan pelayanan yang baik, sehingga para pemudik dapat menghabiskan uang mereka dengan puas di kampung halaman, yang pada gilirannya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. []
Redaksi03