SAMARINDA – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak mampu menanggung seluruh biaya pengobatan untuk semua jenis penyakit, terutama yang memerlukan biaya besar.
Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menjelaskan bahwa saat ini BPJS Kesehatan sedang mencari solusi untuk mengurangi defisit keuangan rumah sakit (RS) terkait klaim kesehatan.
Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara jumlah iuran yang dibayarkan oleh peserta dan yang ditanggung oleh pemerintah melalui Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang belum mencukupi untuk menutup biaya klaim yang harus dibayarkan kepada rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Bagi saya BPJS itu mencari cara bagaimana ada keseimbangan antara uang yang didapat dibayarkan oleh pemerintah dengan uang yang dikeluarkan karena selama ini lebih besar uangnya dikeluarkan oleh BPJS,” ujar politisi Partai Demokrat ini.
Ia menyatakan bahwa hingga saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda belum menyelesaikan tunggakan iuran BPJS Kesehatan untuk masyarakat penerima Bantuan Iuran (PBI), serta untuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Di samping itu, masih terdapat peserta mandiri atau individu yang juga belum membayar iuran mereka.
Dengan demikian, sangat wajar jika BPJS Kesehatan menghadapi masalah kekurangan dana, yang berujung pada penerapan pembatasan jenis penyakit yang dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Untuk kota Samarinda sendiri ada berapa miliar yang belum dibayarkan oleh PBI Pemerintah Kota (Pemkot) maupun oleh pribadi, ini mesti ditekankan kontribusi dari Pemkot terhadap aturan diatasnya,” kata Puji, sapaan akrabnya kepada awak media di Perumahan H Sadri, blok CC 1, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, Rabu (29/01/2025).
Selanjutnya, Puji menjelaskan bahwa saat ini jenis penyakit yang ditanggung semakin beragam, termasuk penyakit mental. Meningkatnya jumlah warga yang berobat menunjukkan kesadaran masyarakat yang mulai meningkat untuk menjaga kesehatan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah pencegahan agar masyarakat tidak terpapar penyakit mental, dengan cara meningkatkan kesejahteraan, memperbaiki ekonomi, dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Banyak penyakit-penyakit berkembang, bukan hanya penyakit dalam. Ada misalnya penyakit mata, macam-macam penyebabnya. Diare juga disebabkan oleh macam-macam, dan lagi tren ini penyakit mental yang memang harus dapat di cegah,” tutur Puji.
Pada kesempatan tersebut, Puji berharap agar BPJS Kesehatan lebih gencar dalam melakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan, karena pencegahan penyakit jauh lebih penting daripada pengobatan.
Selama ini, BPJS Kesehatan lebih banyak fokus pada pembiayaan pengobatan, namun pencegahan seharusnya menjadi prioritas.
“Saya harapkan BPJS melakukan pencegahan jangan sampai msyarakat terkena penyakit dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat itu yang harus ditekankan,” tutup wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Samarinda Ulu ini. []
Penulis: Guntur Riyadi |