BATULICIN – Sebuah video viral menunjukkan seekor buaya besar yang diduga kelaparan menyambar bungkusan plastik yang dilemparkan oleh warga ke Sungai Sebamban, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kejadian tersebut kembali menegaskan keberadaan buaya di kawasan tersebut yang telah lama dikenal sebagai habitat alami satwa liar tersebut.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria yang berada di dalam mobil di atas jembatan. Ia mengangkat sebuah plastik berisi makanan sambil berkata bahwa di sungai itu tidak ada apa-apa. Tak lama setelah plastik tersebut dilempar ke sungai yang airnya berwarna cokelat, seekor buaya besar muncul dari sisi sungai dan langsung menyambar plastik tersebut.
Kapolsek Sungai Loban, Ipda Kity Tokan, membenarkan bahwa lokasi dalam video tersebut adalah Sungai Sebamban, tepatnya di Desa Tri Martani, Sebamban 3, Blok F, Kecamatan Sungai Loban. “Itu di aliran Sungai Sebamban Lama, yang memang menjadi habitat buaya,” ungkap Ipda Kity Tokan pada Kamis (26/12/2024).
Ipda Kity Tokan juga menjelaskan bahwa sebelumnya pernah terjadi serangan buaya terhadap seorang pemancing udang di lokasi tersebut. “Beberapa waktu lalu, ada pemancing udang yang diserang hingga mengalami luka di bagian kaki dan harus dilarikan ke rumah sakit,” tambahnya.
Menanggapi kejadian ini, pihak kepolisian berencana melakukan berbagai langkah pencegahan. Salah satunya adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat setempat serta memasang spanduk imbauan agar warga tidak memancing atau berenang di Sungai Sebamban. “Kami juga akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk menangani dampak keberadaan buaya liar di sungai tersebut,” ujarnya.
Kapolsek juga mengingatkan warga untuk tidak membuang makanan ke sungai, karena tindakan tersebut dapat mengundang buaya untuk mendekat ke pemukiman. Ia berharap dengan langkah-langkah pencegahan ini, keselamatan masyarakat dapat lebih terjaga, dan konflik antara manusia dan buaya dapat diminimalkan.
Sungai Sebamban yang menjadi habitat buaya kerap menjadi perhatian warga. Diharapkan, dengan adanya koordinasi antara pihak kepolisian, BKSDA, dan masyarakat, kawasan tersebut tetap aman bagi aktivitas manusia tanpa mengganggu ekosistem alami buaya.[]
Redaksi10