KOTAWARINGIN TIMUR — Seorang warga Desa Ramban, Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjadi korban serangan buaya saat sedang mengambil air wudhu. Peristiwa yang berlangsung Jumat malam (3/5) itu nyaris merenggut nyawa Samsul (46), namun ia berhasil diselamatkan berkat aksi cepat istrinya dan warga sekitar.
Insiden tersebut terjadi di lanting, tepat di tangga rumah korban yang berada di tepi sungai. Saat itu, Samsul tengah bersiap menunaikan salat Isya. Tanpa diduga, seekor buaya sepanjang sekitar empat meter muncul dan menerkam pergelangan tangan korban.
“Korban diserang buaya di pergelangan tangannya saat mengambil wudu mau salat Isya tadi di lanting titian tangga rumahnya. Alhamdulillah korban masih selamat,” ujar Camat Mentaya Hilir Utara, Muslih, Sabtu (4/5).
Teriakan istri korban yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut mengundang perhatian warga sekitar. Dalam hitungan menit, mereka bersama-sama membantu menarik Samsul dari sergapan buaya dan membawanya ke tempat aman.
“Istri korban teriak minta tolong dan langsung dibantu warga sekitar menaikkan korban ke atas titian tangga. Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Bagendang dan mendapatkan sekitar 15 jahitan. Sekarang sudah pulang ke rumahnya di Jalan Binjai I, Desa Bagendang Tengah (Ramban),” lanjut Muslih.
Meski luka yang diderita cukup serius, nyawa Samsul berhasil diselamatkan. Peristiwa ini menambah panjang daftar serangan buaya yang terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Sungai-sungai di sekitar Mentaya Hilir Utara memang diketahui sebagai habitat buaya liar yang cukup aktif, terutama saat malam hari.
Warga diimbau agar lebih waspada saat beraktivitas di sekitar bantaran sungai, terutama pada waktu-waktu rawan seperti subuh dan malam hari. Pemerintah setempat bersama aparat desa telah berulang kali mengingatkan pentingnya kehati-hatian dan sedang mempertimbangkan langkah mitigasi lebih lanjut, termasuk kemungkinan pemasangan peringatan di titik-titik rawan serangan.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa interaksi manusia dengan alam liar di daerah aliran sungai masih menyimpan risiko tinggi. Kesadaran dan kewaspadaan menjadi kunci utama dalam mencegah terulangnya peristiwa serupa di kemudian hari. []
Redaksi11