Diplomat Cabul Dari Malaysia

SELANDIA BARU – Seorang diplomat asal Malaysia bernama Muhammad Rizalman Bin Ismail tiduh berbuat cabul terhadap seorang perempuan berkewarganegaraan Selandia Baru. Muhammad Rizalman yang diketahui merupakan staf asisten pertahanan kemeterian luar negeri Malaysia, bahkan sebelumnya dituding melarikan diri pasca melakukan perbuatan kejinya. Berita tersebut tentu saja membuat heboh. 

Laporan perbuatan kekerasan seksual dan perampokan itu muncul di penghujung Juni lalu. Muhammad Rizalman yang mulanya identitasnya disembunyikan, dilaporkan melarikan diri dari tuduhan kejahatan seksual di Selandia Baru. Dirinya berhasil kabur setelah mengklaim imunitas dan langsung pulang ke negaranya.

Menurut keterangan Kepolisian Selandia Baru, pria tersebut berusia sekira 30 tahun. Diplomat muda itu diketahui mengikuti seorang perempuan berusia 21 tahun dan melakukan penyerangan. Namun Hakim Selandia Baru tidak mengeluarkan detail jelas mengenai identitas pelaku. Mereka bahkan menyembunyikan kewarganegaraan diplomat tersebut.

Namun penyembunyian identitas dan asal negara sang diplomat, menuai protes dan warga Selandia Baru meminta pemerintahannya mengumumkan identitasnya. Bahkan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru meminta negara asal diplomat itu untuk mengabaikan kekebalan diplomatik pelaku.

Berdasarkan profil istri Rizalman di Facebook, penampakan wajah Rizalman terlihat seperti pria di foto ini. Mohammed Rizalman Bin Ismail, berusia 38 tahun, mempunyai tiga orang anak yang masih kecil-kecil.

Hal tersebut dilakukan agar pelaku bisa diadili di Selandia Baru, tetapi permintaan itu ditolak oleh negara asal diplomat itu. “Pelaku itu bisa menghadapi dakwaan kejahatan di negaranya,” ujar Perdana Menteri Selandia Baru John Key, seperti dikutip Associated Press, Senin (30/6/2014).

Sehari kemudian, negara asal sang diplomat cabul diumumkan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully. Selain menyebut negara, pihak kementerian luar negeri Selandia Baru bahkan meminta agar pihak Malaysia mengungkapkan kepada publik nama diplomat tersebut. “Tidak ada alasan baik mengapa melindungi seseorang dari publik, mengingat dia tidak akan diadili di Selandia Baru,” ujar McCully, seperti The Star, Selasa (1/7/2014).

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully

Media-media di Selandia Baru saat ini berupaya keras untuk mendorong kebijakan penutupan identitas diplomat tersebut. Namun Pemerintah Selandia Baru tidak turut serta dalam kebijakan tersebut.

Staf Kedutaan Besar Malaysia di Wellington itu diperkirakan berusia 30 tahunan. Dia dituduh mengikuti seorang perempuan berusia 21 tahun dan melakukan kekerasan seksual terhadap korban pada 9 Mei lalu.

Selain melakukan tindakan kekerasan, diplomat itu juga diduga hendak merampok korban. Atas tindakan kejahatannya, warga Selandia Baru merasa geram dan ingin mengetahui siapa diplomat itu.

Sebelumnya seorang hakim Selandia Baru mengizinkan asal negara dan nama pelaku disembunyikan atas dasar kekebalan diplomatik. Pelaku pun sudah ditarik dari Selandia Baru dan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman mengakui bahwa tertuduh adalah diplomat Malaysia.

Dua hari setelah terungkapnya perkara pencabulan dan kekerasan, otoritas Negeri Kiwi rupanya mulai hilang kesabaran. Setelah mendesak Malaysia agar mengumumkan identitas sang diplomat dan tak ditanggai, otoritas resmi Selandia Baru akhirnya mengumumkan identitas sang tersangka pencabulan.

Nama Muhammad Rizalman dibeber ke publik dan dipastikan dia memang bekerja sebagai diplomat Malaysia. Dia selama ini diketahui bertugas di Kedutaan Besar Malaysia di Wellington.

Diungkapnya, identitas serta asal dari pelaku, semakin membuat Selandia Baru mendesak Pemerintah Malaysia agar Rizalman diadili di negaranya. Pernyataan tersebut meluncur langsung dari mulut Perdana Menteri John Key.

“Sudah jelas, negara asal pelaku (Malaysia) sudah mencoba menghentikan investigasi dengan menggunakan imunitas yang dimiliki oleh setiap diplomat,” sebut Key, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (1/7/2014).

Walau telah mengeluarkan desakannya, diyakini Key, permintaannya tersebut sangat sulit terwujud. Namun, Key berharap di Malaysia Ismail dapat dimintai pertanggungjawaban sesuai hukum yang berlaku di negara asal pelaku.

Seperti diketahui, kasus pelecehan seksual yang dilakukan Ismail, mendapat kecaman dari dunia luas. Pasalnya, setelah melakukan tindakan perkosaan, Ismail berhasil pulang ke Malaysia setelah permohonan imunitasnya sebagai seorang diplomat terkabul.

Sementara di Malaysia, pemerintah setempat siap untuk mengirim kembali diplomatnya ke Selandia Baru, untuk menjalani persidangan kasus kekerasan seksual.  “Jika diperlukan (diplomat Malaysia diekstradisi) dan ada permintaan dari Selandia Baru, maka hal itu akan dilakukan,” ujar Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman, seperti dikutip The Star, Selasa (1/7/2014).

“Semua bisa dilakukan jika mereka menilai penyelidikan (di Malaysia) tidak dilakukan dengan semestinya,” lanjutnya.

Menurut Anifah, diplomat yang dituduh melakukan kekerasan seksual dan percobaan pemerkosaan ini diketahui bernama Muhammad Rizalman Ismail. Rizalman diketahui sebagai staf asisten atase pertahanan Kedutaan Besar Malaysia di Wellington.

Kasus perkosaan yang dilakukan oleh Diplomat Malaysia di Selandia Baru, Muhammad Rizalman Bin Ismail, membuat pemerintah setempat geram. Bahkan otoritas Selandia Baru telah memanggil pejabat Malaysia terkait kasus ini. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key. Ditekankan Key, Selandia Baru sangat serius menangani kasus perkosaan itu. [] RedHP/KCM /Pls

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com