Menanti Kiprah Legislator Baru Kaltim di Senayan

PERBURUAN suara hasil pemilihan umum legislatif (Pileg) untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan (dapil) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menarik untuk dicermati.

Masing-masing calon legislator asal Kaltim di dua keterwakilan itu (DPR dan DPD), memang belum secara resmi ditetapkan keterpilihannya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim. Namun jika dilihat dari peroleh suara yang diraih, sudah bisa diprediksi siapa yang akan melenggang dan siapa yang tumbang.

Untuk DPR RI, Kaltim yang mendapatkan jatah 8 kursi, masih didominasi nama-nama lama. Seperti Rudy Mas’ud dan Hetifah Sjaifudian dari Partai Golkar, G Budisatrio Djiwandono (Partai Gerindra), Syafruddin (PDI Perjuangan), Irwan (Partai Demokrat), dan Aus Hidayat Nur (PKS). Mereka adalah petahana yang masih menjabat anggota DPR RI periode 2019-2024.

Ada dua nama debutan, yakni Nabil Husien Said Amin dari Partai Nasdem dan Syafruddin dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Nabil Husein merebut jatah kursi Nasdem di DPR RI dari Awang Faroek Ishak.

Presiden Borneo FC itu unggul jauh dengan perolehan 22.826 suara, dibanding mantan Gubernur Kaltim sekaligus calon petahana yang baru mengumpulkan 9.277 suara. (update hasil hitung suara KPU dari https://pemilu2024.kpu.go.id/, Kamis, 22/02/2024, pukul 16.00 WIB).

Debutan lainnya yang cukup fenomenal adalah Syafruddin bersama PKB Kaltim. Partai ini untuk pertama kalinya berhasil menempatkan kader terbaiknya duduk di DPR RI. Hingga tulisan ini dibuat, Syafruddin berhasil mengumpulkan 37.341 suara.

Sementara total suara PKB Kaltim menembus 60.484 atau 9,4 persen suara, berdasarkan progress hitung suara KPU yang telah mencapai 5.967 atau 52.15 persen dari 11.441 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Keterwakilan partai politik yang secara nasional dipimpin Muhaimin Iskandar ini, bakal menggeser satu kursi milik PDI Perjuangan yang sebelumnya menempatkan dua wakilnya pada periode 2019-2024.

Tak hanya di DPR RI, pergerakan perebutan kursi DPD RI dari Kaltim juga cukup menghebohkan. Jika di Jawa Barat, nama Alfiansyah Bustami Komeng menjadi viral setelah komedian itu mampu mendulang suara hingga menembus angka 2 juta suara.

Maka di Kaltim ada nama Sinta Rosma Yenti. Istri Bupati Paser Fahmi Fadli ini untuk sementara menempati posisi teratas perolehan suara calon anggota DPD dari Provinsi Kaltim. Saat ini, Sinta telah meraih 15,02 persen atau 120.37 suara sesuai hitung suara KPU, Kamis, (22/02/2024), pukul 16.00 WIB.

Perolehan suara Ketua Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Paser ini mampu mengungguli sejumlah tokoh yang selama ini sudah cukup terkenal malang melintang di perpolitikan Benua Etam.

Termasuk tiga petahana yang masih menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2019-2024. Mereka adalah Aji Mirni Mawarni yang baru mengumpulkan 9 persen suara, Zainal Arifin 6,67 persen dan H Nanang Sulaiman 3,96 persen.

Sementara tokoh-tokoh yang punya nama besar di Kaltim diantaranya ada nama Andi Sofyan Hasdam. Mantan Wali Kota Bontang yang sarat dengan pengalaman politik itu menempel Sinta dengan raihan 8,71 persen suara.

Kemudian Emir Moeis, politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang pernah menjadi anggota DPR RI dengan 5,94 persen suara. Disusul Bambang Susilo, tokoh masyarakat Jawa di Kaltim yang juga pernah menjadi anggota DPD RI periode 2014-2019 yang baru mengumpulkan 3,46 persen suara.

DEBUT PERDANA

Baik Syafruddin maupun Sinta Rosma, sama-sama memiliki latar belakang dan basis massa PKB. Nama pertama adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Kaltim, sementara Sinta berstatus istri dari Bupati Paser yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Paser.

Ini merupakan debut perdana keduanya untuk mewarnai dinamika politik nasional mewakili Provinsi Kalimantan Timur. Namun Syafruddin punya nilai lebih. Dia berpengalaman selama 10 tahun menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim.

Apalagi Syafruddin saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim yang banyak menyoroti pembangunan infrastruktur dan persoalan banjir yang kerap menghantui sejumlah wilayah di Kaltim.

Pria kelahiran Bima, 15 Oktober 1977 ini juga kritis terhadap masalah pertambangan bahkan sempat duduk sebagai Ketua Panitia Khusus (Pansus) Investigasi Pertambangan di DPRD Kaltim. Dia sudah ancang-ancang, jika nanti duduk di DPR RI, masalah tambang ini akan lebih lantang disuarakan.

Dia juga berjanji akan lebih memperhatikan keluhan masyarakat Kaltim, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, pertanian dan infrastruktur. Kongkritnya kata dia, memperjuangkan agar pembangunan jalan nasional di Kaltim segera dituntaskan.

Demikian pula dengan persoalan listrik. Fakta masih ada 184 desa di Kaltim yang belum dialiri listrik, kerap disuarakannya dalam berbagai rapat di DPRD Kaltim. Karena itu, kesempatan duduk di DPR RI akan menjadi peluang baginya untuk berupaya mewujudkan akses penerangan di daerah-daerah yang belum teraliri listrik. Khususnya daerah-daerah pelosok dan terpencil di Kaltim.

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Samarinda yang semasa kuliah kerap turun ke jalan menggelar aksi demo ini menilai perhatian dari pemerintah pusat kepada Kaltim belum memuaskan. Sementara “tangan” anggota dewan di daerah terbatas. Sehingga, dirinya merasa perjuangannya harus dilanjutnya di level yang lebih tinggi.

Sementara sebagai seorang perempuan, Sinta Rosma Yenti menegaskan, perempuan merupakan aktor strategis dalam pembangunan, di mana keberadaannya layak diperhitungkan. Perempuan menurut dia, tidak lagi hanya berada pada urusan domestik namun juga memiliki peranan yang lebih dari itu. Tentu saja tidak meninggalkan kodratnya sebagai istri dan ibu bagi keluarganya.

Selain itu, wanita yang pernah menjalani profesi sebagai pramugari selama sepuluh tahun tersebut, juga mengaku memiliki berbagai program pengembangan yang bisa diterapkan di lingkungan masyarakat.

Dia berharap, program tersebut mampu memberikan dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebab kata perempuan kelahiran 3 Maret 1992 ini, program yang dibawanya lahir dari kebersamaan dengan masyarakat.

Menarik untuk ditunggu sejauh mana kiprah keduanya di Senayan nanti. Tentu dengan harapan, hadirnya mereka dapat benar-benar berdampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Kaltim secara umum. Semoga. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com