DPRD Samarinda Belum Tahu Rencana Perombakan Taman Samarendah

PARLEMENTARIA SAMARINDA – ANGGOTA Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Jasno mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Kota Samarinda belum ada menyampaikan rencana terkait perombakan Taman Samarendah dan pembongkaran patung kuda untuk dibangun tower yang dapat berputar.

Untuk diketahui, belum lama ini terdengar wacana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda yang ingin merombak Taman Samarendah yang terletak di simpang empat Jalan Bhayangkara-Awang Long, Samarinda. Perombakan itu bahkan menyampai 60 persen kawasan.

Salah satu perubahan yang menarik perhatian adalah rencana pembangunan restoran di atas tower baru dengan konsep berputar 360 derajat. Tak hanya itu saja, terkait dengan patung kuda berwarna putih yang saat ini menghiasi taman tengah kota ini, kemungkinan besar juga akan dibongkar lantaran kurang relevan dengan identitas Samarinda.

“Kami mau koordinasi dengan Dinas PUPR Samarinda dan kejelasannya seperti apa. Karena hal ini belum ada disampaikan ke Komisi III DPRD Samarinda,” ujar Jasno kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya Lantai 4 Kantor DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Jumat (03/05/2024).

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Palaran, Samarinda Seberang, dan Loa Janan Ilir ini mengungkapkan, pihaknya belum dapat menilai sependapat atau tidak terkait rencana perombakan Taman Samarendah. Karena anggarannya belum ada disampaikan ke DPRD Samarinda, apakah melalui pihak ketiga atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Samarinda.

“Saya belum bisa mengatakan setuju atau tidak setuju, karena belum tahu persis. Tetapi setahu saya, itu belum masuk ke DPRD Samarinda,” kata anggota dewan dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Diungkapkan Jasno, pada kepemimpinan sebelumnya pihaknya sudah mengingatkan bahwa pembangunan patung kuda di sana tidak relevan dengan identitas Samarinda. Namun karena pembangunan patung tersebut merupakan hadiah dari pengusaha yang ada di Samarinda sebagai wujud rasa memiliki, pihaknya tidak menghalangi.

“Dari awal kami sempat soroti, Samarinda itu ikonnya bukan kuda. Tapi karena ini dibantu oleh perusahaan atau pihak ketiga, tentunya kami ikut saja untuk mempercantik. Yang pasti, kalau disesuaikan dengan ikon Samarinda, sebetulnya bukan kuda,” tutup Jasno. []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com