KUTAI KARTANEGARA – SELAMA kepemimpinan Bupati Edi Darmansyah dan Wakil Bupati Rendi Solihin, penanganan stunting menjadi prioritas utama di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Sepanjang tahun 2023, berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi angka stunting di Kukar dengan melibatkan semua sektor di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada.
Salah satu OPD yang terlibat dalam penangan stunting di Kukar adalah Dinas Kesehatan (Dinkes). Meski diakui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kukar Dr. Leni Astuti, mereka hanya terlibat sekitar 30 persen di 2023 ini, namun pihaknya fokus pada penilaian dini, penyaluran gizi, dan pengawasan melalui kader posyandu yang tersebar di desa-desa.
“Untuk stunting melibatkan banyak OPD, tak hanya Dinkes. Namun kami berusaha bekerja dengan maksimal dalam upaya penanganannya,” kata Leni ditemui media ini di Kantor Dinkes Kukar Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Melayu, Tenggarong, Senin (27/11/2023).
Salah satu program yang dilakukan Dinkes Kukar adalah dengan melakukan program aksi bergizi, yang diadakan pada sekolah-sekolah di Kabupaten Kukar. Program itu bergerak dan besosialisasi kepada para remaja, dengan melaksanakan aksi olahraga bersama, makan bersama dan minum tablet tambah darah secara bersama sama.
“Melalui kader posyandu, kami juga memaksimalkan penyaluran bantuan gizi yang tak hanya berfokus pada anak dan ibu hamil saja. Tetapi perempuan usia muda juga kita bantu untuk penambahan gizinya agar saat masuk usia produktif saat mengandung gizinya sudah terpenuhi sejak muda,” jelasnya.
Disinggung mengenai angka pencapaian penanganan stunting di Kukar pada 2023 ini, Leni mengatakan pihaknya masih menunggu hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Karena surveik yang dilakukan SKI berbeda dengan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun sebelumnya. SKI kini menjadi fokus penelitian selain masalah gizi dan kesehatan mata, memakan waktu yang lebih lama daripada sebelumnya.
“Untuk pencapaian stunting kita masih menunggu hasil dari SKI, yang pasti terjadi penurunan. bahkan di tahun 2024 kami menargetkan terjadinya penurunan hingga 14 persen,” tutupnya. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting : Agus P Sarjono