Meningkatkan Martabat Pendidikan: Refleksi atas PKBM dan SKB di Kukar

Oleh: Nur Rahma Putri Aprilia

 

Di tengah dinamika zaman yang semakin kompleks, keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi lentera harapan bagi masyarakat yang dahaga akan pendidikan.

Slogan “Jadikan Sekolah Kesetaraan Non Formal Lebih Bermartabat” menjadi semboyan yang menggugah jiwa, mengajak setiap insan untuk merenungkan kembali hakikat pendidikan yang sesungguhnya.

PKBM dan SKB bukan sekadar institusi pendidikan. Lembaga ini adalah mercusuar yang memancarkan cahaya pengetahuan bagi mereka yang terpinggirkan oleh sistem formal. Dalam suasana kebersamaan dan gotong royong, PKBM dan SKB menghadirkan ruang belajar yang inklusif, menjembatani kesenjangan yang kerap kali diabaikan.

Di sini, semangat egalitarianisme berkobar, memastikan bahwa setiap individu, tak peduli latar belakang sosial atau ekonomi, memiliki akses yang sama untuk meraih ilmu.

Namun untuk mencapai martabat yang sesungguhnya, PKBM dan SKB harus melangkah lebih jauh. Mereka perlu mengikis stigma bahwa pendidikan non formal adalah pilihan kedua.

Pendidikan di PKBM dan SKB harus mampu bersaing dengan pendidikan formal dalam hal kualitas dan reputasi. Guru-guru di sana haruslah para pengajar yang berdedikasi tinggi, mampu menginspirasi dan membimbing peserta didik dengan keahlian dan kasih sayang.

Kurikulum yang diterapkan juga harus dinamis, mencerminkan kebutuhan zaman tanpa melupakan kearifan lokal. Pendidikan karakter, keterampilan hidup, dan pengetahuan akademik harus diramu sedemikian rupa sehingga peserta didik tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam bersikap.

Ini adalah tantangan besar yang harus dijawab dengan inovasi dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Lebih dari itu, martabat pendidikan non formal di Kukar harus diangkat melalui pengakuan dan apresiasi. Peserta didik yang berhasil menamatkan pendidikan di PKBM dan SKB harus dihargai dan diakui setara dengan lulusan pendidikan formal.

Mereka harus diberikan peluang yang sama dalam dunia kerja dan kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian, stigma dan diskriminasi terhadap pendidikan non formal akan terkikis perlahan, digantikan oleh rasa hormat dan kebanggaan.

Mengangkat martabat sekolah kesetaraan non formal di Kukar adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan semangat dan tekad yang kuat, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar inklusif dan bermartabat.

Pada akhirnya, PKBM dan SKB tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan harapan, membawa terang bagi masa depan yang lebih cerah dan bermartabat. []

Tenggarong, 28 Juli 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com