KALIMANTAN Timur (Kaltim), dengan segala kekayaan alam dan budayanya, telah lama menjadi salah satu kawasan strategis di Indonesia, pesonanya tak terlalu mengemuka bak the Hidden Paradise of the East. Potensinya sering kali terabaikan dalam percaturan pariwisata nasional yang lebih banyak terfokus pada wilayah-wilayah seperti Bali, Jawa, atau Sumatera. Dengan terpilihnya sebagian wilayah Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN), perhatian terhadap kawasan ini meningkat pesat. Selain membuka peluang ekonomi baru, kehadiran IKN juga memberikan momentum bagi Kaltim untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
Kaltim dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, mulai dari hutan hujan tropis, sungai-sungai besar, hingga keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu ikon pariwisata Kaltim adalah Kepulauan Derawan, yang terkenal dengan pantai-pantai berpasir putih, air laut yang jernih, dan keberagaman biota laut seperti penyu hijau, ikan pari manta, hingga terumbu karang yang spektakuler.
Tidak hanya itu, Kaltim juga memiliki Hutan Hujan Wehea yang merupakan salah satu hutan hujan tropis paling terjaga di Indonesia. Tempat ini menjadi habitat bagi flora dan fauna endemik, seperti orangutan Kalimantan, beruang madu, dan macan dahan. Potensi ekowisata ini menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan yang tertarik pada keindahan alam sekaligus upaya pelestarian lingkungan.
Sungai Mahakam, yang membelah wilayah Kaltim, menjadi daya tarik tersendiri. Di sepanjang sungai ini, wisatawan dapat menemukan permukiman terapung, desa-desa tradisional, hingga habitat satwa langka seperti pesut Mahakam, lumba-lumba air tawar yang hanya bisa ditemukan di wilayah tertentu di dunia.
Selain alamnya, Kaltim juga kaya akan warisan budaya yang beragam. Suku Dayak, yang merupakan masyarakat asli Kalimantan, memiliki tradisi, seni, dan kerajinan yang khas. Tarian tradisional Dayak, seperti Hudoq dan Gantar, serta upacara adat yang sarat makna spiritual, menjadi atraksi budaya yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Rumah Lamin, rumah adat suku Dayak yang megah dan penuh ukiran, menjadi salah satu simbol budaya yang paling ikonik. Selain itu, seni ukir, anyaman rotan, hingga kerajinan manik-manik dari suku Dayak telah lama menjadi produk unggulan yang diminati, tidak hanya oleh wisatawan, tetapi juga pasar internasional.
Sejarah kolonial di Kaltim juga meninggalkan jejak yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah. Salah satunya adalah Museum Mulawarman di Tenggarong, yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah dari Kerajaan Kutai Kartanegara, kerajaan tertua di Indonesia.
Pemindahan ibu kota negara ke Kaltim melalui proyek pembangunan IKN membuka peluang besar bagi sektor pariwisata. Infrastruktur yang dibangun untuk mendukung IKN, seperti jalan tol, bandara, dan fasilitas umum lainnya, akan memudahkan akses wisatawan ke berbagai destinasi di Kaltim.
Selain itu, konsep IKN yang mengedepankan harmoni antara teknologi modern dan keberlanjutan lingkungan berpotensi menarik wisatawan yang tertarik pada konsep eco-tourism dan smart city tourism. Kawasan ini dapat dikembangkan menjadi destinasi yang menggabungkan keindahan alam, teknologi mutakhir, dan edukasi.
IKN juga diharapkan menjadi magnet bagi event-event berskala nasional dan internasional, seperti konferensi, festival seni, atau pameran pariwisata. Kehadiran IKN di Kaltim dapat mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas kreatif untuk menciptakan produk wisata dan ekonomi kreatif yang inovatif.
Ekonomi kreatif di Kaltim memiliki potensi besar untuk berkembang seiring dengan peningkatan pariwisata. Produk-produk kreatif berbasis budaya lokal, seperti kerajinan tangan, kuliner khas, dan seni pertunjukan, menjadi salah satu daya tarik utama.
Kerajinan rotan dari suku Dayak, misalnya, telah lama dikenal karena kualitas dan keindahannya. Produk-produk ini, mulai dari tas, anyaman, hingga dekorasi rumah, memiliki pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, seni manik-manik khas Dayak dengan pola dan warna yang unik juga menjadi komoditas yang sangat diminati.
Di sektor kuliner, Kaltim memiliki berbagai makanan khas yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata kuliner. Beberapa di antaranya adalah Nasi Bekepor, makanan tradisional khas Kutai yang disajikan dengan ikan asin dan sayuran, serta Pepes Kepiting, olahan kepiting yang kaya bumbu dan menggugah selera. Dengan promosi yang tepat, kuliner khas Kaltim dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
Film, musik, dan seni pertunjukan juga menjadi sektor ekonomi kreatif yang mulai berkembang di Kaltim. Beberapa kelompok seni tradisional dan modern telah mulai memanfaatkan media digital untuk mempromosikan karya mereka, menjangkau audiens yang lebih luas.
Meski memiliki potensi besar, pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kaltim tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah aksesibilitas. Meskipun pembangunan infrastruktur terus dilakukan, beberapa destinasi wisata di Kaltim masih sulit dijangkau karena kondisi jalan yang kurang memadai atau jarak yang jauh dari pusat kota.
Selain itu, kurangnya promosi juga menjadi kendala. Banyak destinasi wisata di Kaltim yang belum dikenal luas oleh wisatawan, baik domestik maupun internasional. Pemerintah daerah dan pelaku pariwisata perlu meningkatkan strategi pemasaran, termasuk memanfaatkan media digital dan media sosial untuk mempromosikan potensi wisata Kaltim.
Kesiapan sumber daya manusia juga menjadi tantangan. Industri pariwisata membutuhkan tenaga kerja yang terlatih dan profesional, mulai dari pemandu wisata hingga pengelola destinasi. Pelatihan dan pendidikan di bidang pariwisata perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan sektor ini.
Untuk mengoptimalkan potensi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kaltim, diperlukan strategi yang berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan, yang tidak hanya fokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan komunitas lokal untuk mengembangkan ekowisata yang berbasis pada kearifan lokal. Hal ini tidak hanya akan mendukung pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, penting untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang mendukung. Hal ini dapat dilakukan melalui penguatan jaringan antar pelaku kreatif, penyediaan akses pendanaan, serta fasilitasi dalam pemasaran produk. Kehadiran IKN juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pasar baru bagi produk ekonomi kreatif Kaltim.
PROMOSI PAREKRAF
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) semakin gencar mempromosikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Dua ajang besar, yakni Kemilau Kaltim Fest 2024 dan Apresiasi Kreasi Kaltim 2024, resmi digelar untuk memperkuat daya saing lokal dan mempromosikan budaya Benua Etam ke tingkat nasional.
Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, menyatakan kedua kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor parekraf, tetapi juga memperluas jejaring pelaku ekonomi kreatif. “Kemilau Kaltim Fest 2024 dan Apresiasi Kreasi Kaltim 2024 menjadi upaya kami untuk mendorong kreativitas masyarakat, mempromosikan budaya lokal, dan menciptakan peluang ekonomi baru,” ujar Ririn di Samarinda, Rabu (13/11/2024).
Ajang Kemilau Kaltim Fest 2024 akan berlangsung pada 14-16 November 2024 di Taman Budaya Provinsi Kaltim dan GOR Kadrie Oening, Samarinda. Nantinya, pengunjung juga dapat menikmati pameran produk unggulan dari kabupaten/kota se-Kaltim, gelar wicara, pemutaran film, hingga penampilan artis nasional seperti Chandra Idol, Kiki Bintang Pantura, Davy Jones, Paws Letter, dan Red Cherry. Dengan tema “Kaltim Kreatif Pesona Wisata yang Berdaya Tarik,” acara ini menghadirkan berbagai kompetisi menarik, seperti lomba tari kreasi, lomba band kreasi, lomba fesyen batik, lomba monolog, dan lomba memasak.
Ririn menjelaskan bahwa ajang ini memberikan ruang bagi pelaku ekonomi kreatif di berbagai subsektor, mulai dari seni pertunjukan, kriya, musik, fesyen, kuliner, hingga film. Melalui diskusi dan talkshow, Kemilau Kaltim Fest 2024 juga diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pelaku ekonomi kreatif sekaligus mendukung promosi produk unggulan menuju industrialisasi. “Kami ingin para pelaku ekonomi kreatif tidak hanya tampil di panggung lokal, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional melalui kreativitas dan inovasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Apresiasi Kreasi Kaltim 2024 akan berlangsung pada 13-17 November 2024 di berbagai lokasi, seperti Hotel Mercure Samarinda, GOR Segiri, dan Taman Samarendah. Kegiatan ini mencakup sejumlah acara utama, di antaranya Grand Final Putri Muslimah Nusantara Tingkat Nasional, Pameran ekonomi kreatif dan industri kreatif, Karnaval “Pesona Kaltim untuk Nusantara, dan Pertunjukan musik oleh Element Band.
Grand Final Putri Muslimah Nusantara akan menjadi pembuka rangkaian acara pada 13 November 2024. Sebanyak 30 finalis dari 16 provinsi akan bersaing memperebutkan gelar juara dengan menampilkan kecantikan dan talenta mereka dalam balutan nilai-nilai keislaman. Pada 15-17 November 2024, masyarakat Samarinda akan disuguhkan pameran karya kreatif yang mencakup kuliner, kriya, fesyen, musik, dan seni pertunjukan di GOR Segiri.
Puncak acara akan dimeriahkan oleh Karnaval Pesona Kaltim untuk Nusantara, yang menampilkan kostum-kostum unik bertema keindahan alam dan budaya Kaltim. Sebanyak 60 peserta akan memeriahkan karnaval yang turut dimeriahkan dengan penampilan drum band. Dispar Kaltim mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan menyaksikan rangkaian acara ini. Ririn menegaskan bahwa kedua ajang ini menjadi bukti nyata komitmen Pemprov Kaltim dalam mendukung pengembangan sektor parekraf.
Dikatakan Ririn, kegiatan ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi masyarakat, meningkatkan kecintaan terhadap budaya lokal, serta memperkuat identitas Kaltim di tingkat nasional. Dengan adanya Kemilau Kaltim Fest 2024 dan Apresiasi Kreasi Kaltim 2024, Kaltim semakin meneguhkan posisinya sebagai wilayah yang kaya akan kreativitas, budaya, dan potensi wisata yang menjanjikan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memperkaya wawasan masyarakat tentang budaya dan potensi ekonomi kreatif lokal,” kata Ririn. []
Putri Aulia Maharani