JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan saham pada Selasa (18/03/2025), setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga lima persen. Langkah ini diambil oleh BEI setelah terjadinya penurunan IHSG yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran investor terhadap revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI).
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa koreksi signifikan pada IHSG ini mencerminkan ketidakpastian yang sedang terjadi di pasar saham Indonesia. Menurut Bhima, revisi UU TNI menambah ketegangan yang sudah ada di pasar, karena hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan investor terkait arah kebijakan pemerintah di masa depan.
“Investor khawatir akan dampak revisi UU TNI terhadap kebijakan investasi, belanja negara, dan stabilitas keamanan nasional. Ini membuat mereka cenderung menarik modal dari pasar saham Indonesia,” jelas Bhima.
Ia menambahkan bahwa ketidakpastian yang muncul akibat perubahan kebijakan ini membuat banyak investor mengambil langkah defensif, yakni dengan menarik dananya dari pasar saham Indonesia. Hal ini menunjukkan kurangnya kepastian hukum, yang penting bagi para investor dalam menanamkan sahamnya di pasar Indonesia.
Ketidakpastian domestik ini juga terlihat jelas ketika dibandingkan dengan bursa saham Asia lainnya, yang cenderung bergerak positif pada hari yang sama. Bhima mengungkapkan bahwa meskipun pasar Asia seperti Hong Kong dan Singapura menunjukkan tren positif, IHSG justru mengalami penurunan, yang menandakan bahwa faktor domestik lebih dominan mempengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia.
Pada hari yang sama, BEI mengumumkan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11:19:31 WIB setelah IHSG mengalami penurunan lebih dari lima persen. Dalam pengumuman tersebut, BEI menyebutkan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga kestabilan pasar.
Pada akhir sesi perdagangan, IHSG ditutup pada posisi 6.223,38, turun sebesar 248,55 poin atau 3,84 persen, setelah sempat melemah hingga 6,12 persen. Selama perdagangan hari itu, IHSG bergerak antara level tertinggi 6.465,22 dan terendah 6.011,84. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 29,2 miliar lembar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp19,04 triliun. Sebanyak 554 saham mengalami penurunan, 118 saham menguat, dan 139 saham stagnan.
Kejatuhan IHSG ini mencerminkan tekanan yang dihadapi oleh pasar saham Indonesia, yang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor internal, yakni ketidakpastian ekonomi domestik dan potensi dampak dari revisi UU TNI. []
Redaksi03