SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, berhasil mengevakuasi seekor buaya muara yang berkeliaran di Sungai Mentawa, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, pada Jumat (24/01/2025).
Proses penangkapan ini dilakukan setelah adanya laporan dari warga setempat.
Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, menjelaskan bahwa pada Rabu (22/01/2025), pihaknya menerima laporan dari masyarakat yang dilengkapi dengan video kemunculan buaya di tengah pemukiman, sejak Selasa malam (21/01/2025).
Setelah menerima laporan tersebut, tim BKSDA langsung bergerak melakukan observasi untuk memastikan keberadaan buaya serta mempersiapkan rencana penyelamatan.
Muriansyah menyatakan bahwa aksi penangkapan tersebut sangat penting dilakukan segera, mengingat ada warga yang sengaja memberi makan buaya tersebut.
Hal ini bisa memengaruhi perilaku satwa yang semakin terbiasa mendekatkan diri dengan manusia.
Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin buaya yang terbiasa mendapatkan makanan dari manusia akan merasa nyaman tinggal di pemukiman dan dapat berpotensi menimbulkan ancaman bagi warga.
“Jika buaya sudah terbiasa diberi makan, maka ia akan lebih sering mendekati manusia dan merasa tidak terganggu meski ada manusia di dekatnya. Kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan warga,” ujar Muriansyah.
Untuk melakukan evakuasi, tim BKSDA Resort Sampit bekerja sama dengan dua anggota komunitas pecinta reptil dan seorang warga setempat. Mereka menggunakan metode jerat dengan memancing buaya menggunakan potongan daging ayam segar.
Proses ini tidak berjalan mulus, karena suara kerumunan warga yang menyaksikan proses penangkapan membuat buaya sempat menjauh. Namun, pada percobaan kedua, tim berhasil menangkap buaya tersebut.
Sekitar pukul 22:45 WIB, buaya berjenis buaya muara dengan panjang 1,5 meter berhasil diamankan.
Setelah penangkapan, buaya tersebut langsung diikat dan matanya ditutup dengan kain basah untuk mencegah stres lebih lanjut, kemudian dibawa ke kendaraan BKSDA untuk dibawa ke tempat yang aman.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga sekitar yang merasa lega atas keberhasilan penangkapan buaya yang berkeliaran di sungai dekat pemukiman mereka.
Salah satu warga, Halimah, mengungkapkan rasa syukurnya karena dengan ditangkapnya buaya tersebut, rasa aman bagi warga semakin terjaga, terutama bagi anak-anak yang sering bermain di sekitar sungai.
“Sangat bersyukur buaya itu berhasil ditangkap, jadi kami merasa lebih aman. Anak-anak yang sering bermain di sungai pun kini tidak perlu khawatir lagi,” ujar Halimah.
Muriansyah juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjaga lingkungan sekitar sungai.
Diharapkan agar warga tidak membuang sampah atau bangkai hewan ke sungai, serta tidak memelihara ternak di dekat sungai, karena hal tersebut dapat mengundang kedatangan satwa liar seperti buaya.
“Kami mengimbau warga untuk menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini untuk menghindari kemunculan satwa liar yang dapat membahayakan,” tambah Muriansyah.
Meskipun proses penangkapan kali ini berhasil, Muriansyah menegaskan bahwa tim BKSDA belum dapat memastikan apakah buaya yang ditangkap kali ini adalah buaya yang sama dengan yang muncul sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, BKSDA telah beberapa kali berupaya menangkap buaya di Sungai Mentawa, namun upaya sebelumnya belum membuahkan hasil. Buaya ini tercatat muncul secara berulang pada empat malam berturut-turut.
Setelah penangkapan, buaya tersebut akan dibawa ke BKSDA SKW II Pangkalan Bun untuk penanganan lebih lanjut, dan keputusan apakah buaya itu akan dilepasliarkan kembali di Kotim atau dibawa ke Pangkalan Bun akan ditentukan oleh pimpinan setempat. []
Redaksi03