Kekuatan Kesetiakawanan Sosial di Haul Guru Sekumpul Bentuk Kesadaran Hukum

PADA tulisan ini, saya ingin menyampaikan opini secara singkat, bukan mengenai permasalahan hukum itu sendiri, melainkan suatu hal yang menurut pandangan saya dapat menjadi modal sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hukum.

Salah satu contoh yang menarik adalah semangat altruisme yang terlihat dalam peringatan Haul Guru Sekumpul yang ke-10 pada tahun 2025, meskipun acara puncaknya masih cukup lama. Semangat saling membantu dan berbagi yang hadir dalam peringatan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial dapat menjadi kekuatan yang mendorong masyarakat untuk lebih sadar dan peduli terhadap hukum. Sebagai modal sosial, semangat altruisme ini berpotensi untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga ketertiban dan keadilan sosial, yang pada akhirnya turut berkontribusi dalam terciptanya masyarakat yang lebih taat hukum.

Melalui peringatan haul ini, setiap individu memiliki keinginan untuk berperan aktif dan berpartisipasi, dengan setiap kontribusi dihargai, tidak ada yang dianggap remeh atau kecil. Setiap peran memiliki nilai dan kontribusinya sendiri. Sebagai contoh, sebagian orang dengan penuh kesungguhan mempersiapkan berbagai kelengkapan. Ada yang mempersiapkan kelengkapan memasak untuk menjamu para penziarah seperti kayu bakar bahkan dalam jumlah yang besar, mempersiapkan lahan parkir atau bahkan mungkin menata alas kaki para penziarah dalam beberapa waktu yang lalu.

Modal sosial yang begitu besar adalah bagian dari keinginan masyarakat luas yang ingin terlibat dalam peringatan haul tersebut bentuk nyata kecintaan terhadap figur guru sekumpul yang menjadi energi kesetiakawanan sosial yang nyata, yang menguatkan ikatan antara satu dengan yang lainnya dalam semangat kebersamaan.

Tentu nya kita berharapan ketertiban secara umum dapat dicapai dalam peringatan ini bahwa kesadaran moral para penziriah memiliki dampak melekat dalam kehidupan sehari-hari. Modal semangat altruisme ini merupakan salah satu bentuk modal sosial yang terkapitalisasi, yang memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan zaman, terutama dalam mengatasi tekanan ekonomi global yang semakin meningkat dalam bentuk krisis ekonomi. Setiap individu dalam masyarakat memiliki alasan yang mendalam untuk berkontribusi dalam menghidupi sesama, tanpa pamrih, semata-mata didorong oleh rasa kecintaan yang tulus. Kecintaan ini menjadi kekuatan yang menyatukan masyarakat, mendorong mereka untuk saling mendukung dan berbagi dalam situasi yang sulit.

Dalam konteks krisis ekonomi, altruisme tidak hanya membantu menciptakan rasa kebersamaan, tetapi juga membangun ketahanan sosial yang dapat memperkuat ikatan antarindividu, sehingga masyarakat dapat lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Dalam dimensi sosial, upaya untuk mendisiplinkan individu dan masyarakat dalam menjaga ketertiban umum sangat penting, seperti halnya dalam tertib parkir serta penanganan sampah sisa konsumsi yang dihasilkan dari oleh penziarah. Peningkatan kesadaran akan tanggung jawab sosial ini mencerminkan energi kesetiakawanan sosial yang terbentuk melalui rasa saling peduli.

Kesadaran moral masyarakat yang terbangun menjadi kunci utama dalam mewujudkan perubahan positif dalam kehidupan bersama. Energi kesetiakawanan sosial ini hanya dapat tercapai dalam kesadaran moral masyarakat dan peringatan haul guru sekumpul adalah salah satu pemicunya. Kegiatan semacam ini, yang mengedepankan prinsip gotong royong dan kepedulian sosial, bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat lokal, tetapi juga dapat menjadi aset berharga bagi negara dalam menghadapi tantangan global. []

Penulis: Yusuf, Paralegal LBH Jembatan Keadilan Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com