JAKARTA – Masyarakat Indonesia belakangan ini dikejutkan dengan fenomena berburu koin yang muncul melalui aplikasi Jagat.
Aktivitas ini memicu antusiasme yang luar biasa, dengan janji hadiah uang tunai mulai dari Rp 300 ribu hingga mencapai Rp 100 juta. Tak ayal, banyak warga yang berbondong-bondong menuju berbagai lokasi untuk mencari koin yang disembunyikan.
Namun, aksi berburu koin ini ternyata menimbulkan dampak negatif, yakni kerusakan pada fasilitas umum.
Menyikapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia memanggil pihak pengembang aplikasi Jagat, yakni Co-Founder Barry Beagen, untuk dimintai penjelasan lebih lanjut.
Menurut Wakil Menteri Komdigi, Angga Raka Prabowo, pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat dan instansi terkait mengenai aktivitas berburu koin yang dilakukan oleh pengguna aplikasi Jagat.
“Kami telah berkomunikasi dengan pihak Jagat untuk memperoleh klarifikasi dan juga mendorong mereka untuk mengembangkan serta memanfaatkan platform digital ini secara lebih positif,” ujar Angga saat ditemui di Kantor Komdigi pada Rabu (15/01/2025).
Menanggapi keramaian yang disebabkan oleh fitur berburu koin, Barry Beagen menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas dampak buruk yang ditimbulkan.
“Berdasarkan diskusi yang konstruktif dengan Komdigi, kami akan segera mengubah format fitur ‘Coin Hunt’ menjadi ‘Misi Jagat’, yang bertujuan untuk mendorong pengguna berkontribusi pada perbaikan ruang publik dan fasilitas umum,” jelas Barry.
Pihak Jagat mengungkapkan bahwa perubahan fitur ini akan diterapkan dalam waktu tiga hari ke depan. Selama masa transisi ini, tidak akan ada koin yang dapat diburu melalui aplikasi.
“Melalui ‘Misi Jagat’, kami akan memfokuskan pengguna untuk melakukan perbaikan fasilitas publik terlebih dahulu sebelum melanjutkan aktivitas lainnya di aplikasi,” tambah Barry.
Selain itu, Jagat berencana untuk menyediakan kanal khusus bagi pemerintah dan masyarakat untuk melaporkan kerusakan fasilitas publik.
“Kami berharap, dengan lebih dari satu juta pengguna aktif di Indonesia, program ini dapat meningkatkan kualitas ruang publik melalui partisipasi aktif generasi muda,” ujar Barry.
Komdigi menyambut baik komitmen pengembang Jagat untuk memperbaiki fitur tersebut.
“Kami mendorong agar Jagat terus berkembang dan digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif, edukatif, dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Angga. Pemerintah, melalui Komdigi, akan terus mendukung inovasi digital yang membawa dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat.
Aplikasi Jagat sendiri sempat menjadi perbincangan hangat setelah insiden perusakan fasilitas umum yang terjadi ketika pengguna berburu koin.
Kepolisian pun telah turun tangan untuk menyelidiki kasus ini, dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Direktorat Siber untuk menyelidiki lebih lanjut.
Menanggapi peristiwa tersebut, pihak pengembang Jagat telah memberikan imbauan agar pengguna selalu mematuhi aturan yang berlaku.
“Lokasi koin tidak diletakkan di area berbahaya, seperti di dalam air atau properti pribadi. Kami juga akan menindak tegas pengguna yang merusak fasilitas umum selama berburu koin,” tegas pengembang.
Dengan adanya aturan yang lebih jelas ini, diharapkan insiden kerusakan fasilitas publik dapat dihindari, dan aktivitas berburu koin tetap menyenangkan dan aman bagi semua pihak yang terlibat. []
Redaksi03