Lewat Kolaborasi dan Inovasi, Desa Rapak Lambur Jadi Teladan dalam Pencegahan Stunting

TENGGARONG — DESA Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil mencatatkan prestasi sebagai desa yang bekerja baik dalam penanganan stunting. Meski tidak memiliki kasus stunting, desa ini tetap fokus pada pencegahan dan pengelolaan gizi melalui program inovatif dan alokasi anggaran yang maksimal.

Kepala Desa Rapak Lambur Muhammad Yusuf menuturkan, upaya itu dilakukan melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dukungan pemerintah daerah.

Dengan anggaran sebesar Rp112 juta dari Dana Desa dan Rp75 juta dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun lalu, program-program pencegahan gizi buruk difokuskan pada masyarakat yang membutuhkan.

“Alhamdulillah, di desa kami tidak ada kasus stunting. Namun, kami tetap melakukan pencegahan untuk kasus gizi kurang. Salah satu langkahnya adalah mendirikan Rumah Bahagia yang melibatkan Ketua PKK,” ungkap Yusuf kepada  beritaborneo.com melalui sambungan telepon, Sabtu (30/11/2024).

Lebih lanjut, Rumah Bahagia menjadi inovasi yang diunggulkan oleh Desa Rapak Lambur. Program ini menyediakan layanan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dengan gizi kurang selama dua bulan.

Setiap minggu, anak-anak ini dipantau melalui pengukuran dan penimbangan untuk memastikan perkembangan yang signifikan.

“Selama dua bulan, kami fokus pada enam balita yang terindikasi gizi kurang. Setiap tujuh hari mereka ditimbang ulang untuk memastikan program PMT berjalan efektif,” jelasnya.

Selain itu, dalam memperkuat program kesehatan masyarakat, Desa Rapak Lambur juga memanfaatkan tiga unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) baru yang dibangun pada tahun lalu oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara. Infrastruktur ini menjadi pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak serta edukasi gizi di tingkat desa.

Melihat keberhasilan ini, Yusuf memastikan anggaran untuk program kesehatan pada tahun mendatang akan ditingkatkan.

“Kami ingin mempertahankan predikat sebagai desa yang berprestasi dalam penanganan stunting. Dukungan dari berbagai pihak akan terus kami manfaatkan untuk keberlanjutan program ini,” imbuhnya.

Kesuksesan Desa Rapak Lambur menunjukkan bahwa pencegahan stunting bukan hanya tentang menangani kasus yang ada, tetapi juga bagaimana sebuah desa mampu merencanakan langkah-langkah preventif secara menyeluruh. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com