BANGKOK – Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di sejumlah negara Asia, termasuk Thailand, Tiongkok, India, dan Singapura, seiring dengan munculnya varian baru virus yang menunjukkan kemampuan penyebaran lebih cepat. Berdasarkan data per (30/05/2025), Thailand mencatat sebanyak 41.283 kasus baru dengan dua kematian, sehingga total kasus Covid-19 sepanjang tahun 2025 di negara tersebut mencapai 257.280 dengan 52 korban jiwa.
Bangkok menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, diikuti oleh Provinsi Chonburi. Peningkatan infeksi ditemukan di berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak, pelajar, orang dewasa, hingga lanjut usia. Wakil juru bicara pemerintah Thailand, Anukool Pruksanusak, menyatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyampaikan peringatan mengenai kondisi global yang kian mengkhawatirkan. Ia menyebutkan bahwa peningkatan signifikan terjadi di tiga kawasan dunia, yakni Pasifik Barat, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur.
Menurut WHO, sejak pertengahan Februari 2025, penyebaran virus SARS-CoV-2 meningkat tajam dengan tingkat positif tes mencapai 11 persen, tertinggi sejak Juli 2024. Sebanyak 73 negara berada dalam kategori waspada tinggi, sementara kawasan lain seperti Afrika, Eropa, dan Amerika mencatat tingkat penularan yang relatif rendah, berkisar 2–3 persen. Meski demikian, kawasan Karibia dan Andes dilaporkan mengalami lonjakan.
Varian NB.1.8.1 yang merupakan turunan dari XDV.1.5.1, dan masih berasal dari JN.1, telah berkembang dengan cepat sejak pertama kali diidentifikasi pada (22/01/2025). Hingga pertengahan Mei, varian ini mencakup 10,7 persen dari seluruh sekuens genetik global. Meski proporsinya belum mendominasi, kenaikannya signifikan di wilayah Pasifik Barat, Amerika, dan Eropa. Di Asia Tenggara, baru lima kasus tercatat, sedangkan di Afrika dan Mediterania Timur belum ditemukan.
Anukool mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan varian ini, mengingat faktor seperti musim hujan dan mobilitas internasional dapat mempercepat penyebaran. Pemerintah Thailand melalui Kementerian Kesehatan akan terus melakukan pemantauan dan menyiapkan langkah mitigasi sesuai kondisi lapangan.
India juga menghadapi kasus aktif sebanyak 1.009 pada (28/05/2025), dengan Kerala, Maharashtra, dan Delhi menjadi wilayah dengan jumlah tertinggi. Sementara itu, Tiongkok melaporkan tingkat positif sebesar 15,8 persen di awal Mei, melonjak dari 6,3 persen pada akhir Maret. Sepanjang April, tercatat lebih dari 168.000 kasus, termasuk 340 kasus berat dan sembilan kematian. Varian dominan di Tiongkok adalah XDV dan XDV.1. Pakar pernapasan Tiongkok, Zhong Nanshan, menyampaikan bahwa varian tersebut memiliki kemampuan menghindari kekebalan yang lebih tinggi dan merekomendasikan pencegahan ketat bagi kelompok rentan.
Di Singapura, kasus juga menunjukkan peningkatan menjadi sekitar 14.200 pada awal Mei, naik dari 11.100 minggu sebelumnya. Walau rawat inap sedikit meningkat, situasinya masih terkendali. Varian dominan adalah turunan JN.1 yang mencakup lebih dari dua pertiga kasus. Kementerian Kesehatan Singapura mendorong vaksinasi tambahan bagi lansia, kelompok berisiko, dan penghuni panti jompo. Masyarakat juga diminta mengenakan masker di tempat ramai dan menunda aktivitas sosial saat merasa kurang sehat.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Surat Edaran sebagai respons terhadap meningkatnya kasus di Asia. Plt. Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, menyampaikan bahwa peningkatan terjadi di Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura. “Varian Covid-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1). Meski demikian transmisi penularannya masih relatif rendah, dan angka kematiannya juga rendah,” kata Murti.
Ia menambahkan bahwa di Indonesia, kasus konfirmasi mingguan mengalami penurunan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi hanya tiga kasus pada minggu ke-20, dengan tingkat positivity rate sebesar 0,59 persen. Varian MB.1.1 menjadi yang paling dominan.
Murti juga mengingatkan agar fasilitas kesehatan dan para pemangku kepentingan aktif memantau situasi global melalui kanal resmi pemerintah dan WHO, serta memperkuat sistem pelaporan dini. Ia menegaskan pentingnya promosi hidup sehat dan perilaku hidup bersih, termasuk mencuci tangan, menggunakan masker saat sakit atau berada di kerumunan, serta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala infeksi pernapasan dan memiliki riwayat kontak dengan risiko tinggi. []
Redaksi11