Pariwisata Kaltim Berjaya, Okupansi Hotel Kian Meroket

TAHUN 2024 menjadi momentum penting bagi sektor pariwisata di Kalimantan Timur. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, memberikan dampak positif terhadap okupansi hunian hotel di berbagai kota di provinsi ini. Berbagai destinasi wisata unggulan, seperti Kepulauan Derawan, Taman Nasional Kutai, dan wisata budaya di desa-desa adat Dayak, menjadi magnet yang menarik lebih banyak wisatawan untuk menjelajahi “Benua Etam”.

Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalimantan Timur melaporkan adanya peningkatan tingkat hunian hotel (okupansi) hingga 20% pada semester pertama 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kota-kota seperti Balikpapan, Samarinda, dan Berau mengalami lonjakan permintaan kamar hotel, terutama selama musim liburan dan momen-momen besar seperti festival budaya dan pameran pariwisata.

Balikpapan, sebagai pintu gerbang utama wisatawan yang masuk melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, mencatat tingkat okupansi rata-rata mencapai 75% pada bulan Mei hingga Juli 2024. Selain wisatawan yang datang untuk menikmati destinasi wisata alam dan budaya, sebagian besar tamu hotel di Balikpapan juga terdiri dari pelaku bisnis yang mengunjungi provinsi ini karena pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur, juga mencatatkan peningkatan okupansi hotel, terutama di segmen wisatawan domestik yang menghadiri berbagai event seperti Kemilau Kaltim Fest dan festival budaya lainnya. Tingkat hunian hotel di Samarinda pada periode libur panjang mencapai 80-90%, dengan lonjakan permintaan pada kategori hotel berbintang dan akomodasi menengah.

Berau, yang menjadi gerbang menuju Kepulauan Derawan, mengalami pertumbuhan signifikan dalam okupansi hotel. Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Maratua, Kakaban, dan Sangalaki, hotel-hotel di Berau mencatat tingkat hunian yang stabil di atas 70% selama musim puncak wisata. Peningkatan akses transportasi udara dengan adanya penerbangan langsung ke Bandara Maratua juga menjadi faktor pendorong lonjakan okupansi ini.

Menurut Ketua PHRI Kaltim, peningkatan tingkat hunian hotel ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah yang terus mendorong pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Berbagai upaya promosi pariwisata, seperti partisipasi dalam pameran wisata nasional dan internasional, serta penyelenggaraan event-event budaya, berhasil menarik perhatian wisatawan untuk menjelajahi Kalimantan Timur.

Selain itu, kehadiran IKN di Penajam Paser Utara memberikan efek domino terhadap industri perhotelan di sekitar kawasan tersebut. Meskipun IKN lebih dikenal sebagai proyek pembangunan besar, banyak pelaku bisnis, pejabat, hingga tenaga ahli yang membutuhkan akomodasi selama kunjungan kerja mereka. Hal ini memberikan peluang besar bagi hotel-hotel di Balikpapan, Samarinda, dan kawasan sekitarnya untuk meningkatkan tingkat okupansi.

Namun, meskipun sektor perhotelan di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif, tantangan tetap ada. Beberapa daerah wisata, terutama yang terletak di kawasan terpencil seperti Kepulauan Derawan, masih menghadapi keterbatasan infrastruktur penginapan. Banyak wisatawan yang mengeluhkan kurangnya opsi akomodasi berkualitas di pulau-pulau wisata, yang berdampak pada pengalaman wisata mereka.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pariwisata telah menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata, termasuk penginapan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong investasi di sektor perhotelan dan akomodasi di destinasi-destinasi wisata potensial. Selain itu, program pelatihan untuk meningkatkan standar layanan di penginapan lokal juga telah dilakukan untuk memastikan kenyamanan wisatawan.

Di sisi lain, beberapa hotel di Kalimantan Timur mulai beradaptasi dengan tren baru di industri perhotelan, seperti mengintegrasikan konsep ramah lingkungan dan digitalisasi layanan. Beberapa hotel di Balikpapan dan Samarinda telah memperkenalkan teknologi check-in dan check-out digital, serta menyediakan fasilitas berbasis keberlanjutan seperti pengelolaan limbah dan pengurangan penggunaan plastik. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pengalaman tamu, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan di tengah meningkatnya aktivitas pariwisata.

Peningkatan pariwisata yang mendorong okupansi hotel di Kalimantan Timur diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih luas. Selain memberikan pendapatan langsung bagi industri perhotelan, sektor ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, UMKM, dan lapangan kerja di wilayah ini. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Kalimantan Timur siap menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu motor utama pembangunan daerah.

Tingkat hunian hotel di Kalimantan Timur juga terus mengalami peningkatan signifikan, seiring dengan semakin ramainya kegiatan wisata dan acara MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Ketua DPD Ikatan Hotel General Manager Association (IHGMA) Kaltim, Wied Paramartha, mengungkapkan bahwa Oktober lalu, okupansi hotel di berbagai wilayah Kaltim berada di kisaran 85-90 persen. “Dari awal bulan hingga saat ini, rata-rata okupansi hotel mencapai 85 hingga 90 persen, dan ada peluang untuk terus naik hingga akhir bulan,” jelas Wied Paramartha, belum lama ini.

Ia menambahkan bahwa bulan September hingga November adalah periode yang selalu menunjukkan tren positif bagi sektor perhotelan. Selain karena meningkatnya wisatawan yang datang ke Kaltim, berbagai dinas dan kementerian juga memanfaatkan periode ini untuk menggelar kegiatan MICE sebagai upaya optimalisasi anggaran tahunan. “Tren peningkatan segmen MICE ini terjadi setiap tahun. Banyak acara dinas dan kementerian digelar dalam tiga bulan terakhir sebagai bagian dari penggunaan anggaran yang telah direncanakan,” tambah Wied, sapaannya.

Tak hanya kegiatan MICE, sektor pariwisata Kaltim juga menunjukkan pertumbuhan yang menguntungkan bagi industri perhotelan. Destinasi wisata unggulan seperti ekowisata di Berau dan Kutai Barat semakin diminati oleh wisatawan lokal dan internasional, sehingga turut menopang tingkat hunian hotel.  Wied menegaskan, sinergi antara sektor pariwisata dan MICE memberikan keuntungan yang berkelanjutan bagi bisnis perhotelan. Dengan kolaborasi sektor wisata dan MICE yang terus diperkuat, perhotelan Kaltim optimis dapat mempertahankan tren positif ini hingga akhir tahun dan seterusnya. “Kedua sektor ini saling melengkapi. Wisatawan membawa tamu rekreasi, sementara kegiatan MICE menjaga stabilitas hunian hotel,” pungkasnya. []

Penulis: Putri Aulia Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com