Sektor Perkebunan Kukar Makin Strategis

KUTAI KARTANEGARA – Sektor perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan kontribusi nyata dalam menopang perekonomian masyarakat dan daerah. Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar mencatat sedikitnya sembilan komoditas unggulan yang selama ini menjadi tulang punggung kehidupan ekonomi warga, khususnya di wilayah pedesaan.

Sekretaris Disbun Kukar, Muhammad Taufik Rahmani, mengungkapkan bahwa komoditas-komoditas tersebut telah lama dikembangkan dan menjadi sumber penghidupan utama bagi para petani. “Ini merupakan komoditas yang telah lama dikembangkan dan menjadi mata pencaharian pokok petani, khususnya di wilayah pedesaan,” ucap Taufik, sapaannya, kepada media ini, di Kantor Disbun Kukar, Jalan Muso bin Salim, Tenggarong, Jumat (09/05/2025).

Sembilan komoditas yang dimaksud yakni kelapa sawit, karet, kelapa dalam, lada, kopi, kakao, aren, kemiri, dan pala. Di antara komoditas tersebut, kelapa sawit menempati posisi paling dominan, baik dari sisi luas lahan maupun volume produksi.

Data statistik tahun 2024 yang dirilis Disbun Kukar menunjukkan bahwa total luas lahan perkebunan rakyat mencapai 58.375,17 hektare dengan total produksi sebesar 369.302,88 ton. Sementara itu, jumlah kepala keluarga (KK) petani pekebun yang masuk dalam data dasar Disbun mencapai 29.344 KK.

Taufik menjelaskan bahwa angka tersebut diperoleh dari hasil laporan petugas lapangan serta proses verifikasi yang dilakukan secara langsung di lokasi perkebunan. Ia juga mengungkapkan bahwa tidak hanya perkebunan rakyat, Kukar juga memiliki Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang dominan di sektor kelapa sawit. “Total luas perkebunan kelapa sawit milik swasta mencapai 226.462 hektare, sedangkan komoditas karet oleh PBS mencapai 2.535,70 hektare,” jelasnya.

Menurutnya, kontribusi sektor perkebunan sangat signifikan, terutama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), serta memberi sumbangsih terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD).

Namun demikian, Taufik menekankan bahwa PAD yang bersumber dari sektor ini tidak berasal dari aktivitas perkebunan rakyat, melainkan dari aset dan unit usaha milik perusahaan-perusahaan perkebunan besar. “Secara tidak langsung, produktivitas perkebunan rakyat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Ini mencerminkan bahwa sektor ini tetap penting untuk terus didorong pengembangannya,” pungkasnya. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Hadi Purnomo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com