KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, terus memperkuat sektor pertanian sebagai penopang utama ekonomi masyarakat.
Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, menjelaskan bahwa sekitar 60 persen wilayah desa merupakan lahan perikanan, sementara 30 persen digunakan untuk pertanian tanaman pangan seperti padi, dan sisanya 10 persen untuk budidaya hortikultura.
Dengan kondisi ini, desa mendorong berbagai program untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor tersebut.
Sarmin menegaskan bahwa pemberdayaan petani dilakukan melalui pembentukan dan penguatan kelompok tani. Menurutnya, kelompok ini berperan penting dalam mengorganisir kegiatan budidaya, mengidentifikasi kebutuhan, serta menjadi penghubung dengan pemerintah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Kelompok tani bisa mengajukan bantuan, mengakses pelatihan, dan mendapat pendampingan teknis. Jadi mereka lebih mudah berkembang,” ucapnya, Selasa (06/05/2025).
Selain kelompok tani tanaman pangan, terdapat pula Kelompok Wanita Tani (KWT) yang aktif dalam mengolah hasil pertanian dan menjalankan usaha berbasis rumah tangga. KWT ini bukan hanya menopang ekonomi keluarga, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam pembangunan desa.
Sarmin menilai kehadiran mereka sebagai energi baru dalam mendukung ketahanan pangan lokal. Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah dampak cuaca ekstrem yang sempat menyebabkan banjir dan merusak kolam-kolam perikanan warga. Banyak ikan indukan mati dan bibit hanyut akibat luapan air.
Sarmin menyebutkan perlunya koordinasi lebih lanjut dengan OPD terkait, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk mencari solusi jangka panjang terhadap bencana alam tersebut.
Pemerintah desa juga mendorong optimalisasi anggaran Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), di mana minimal 20 persen diarahkan untuk program ketahanan pangan. Dana tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan kelompok tani, pengadaan sarana produksi, serta pelatihan teknis di bidang pertanian dan perikanan.
Sarmin berharap, dengan sinergi antara pemerintah desa, kelompok masyarakat, dan instansi terkait, sektor pertanian dan perikanan di Ponoragan akan semakin maju dan berkelanjutan.
“Pemerintah saja tidak cukup. Harus ada keterlibatan aktif dari masyarakat agar program benar-benar berjalan dan tidak berhenti di tengah jalan,” pungkasnya.[]
Penulis : Jemi Irlanda Haikal | Penyunting : Risa Nurjanah