Produksi Telur Kukar Rentan Fluktuasi, Pembentukan Asosiasi Jadi Solusi Kunci

TENGGARONG – MESKIPUN Sektor peternakan ayam layer di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dilaporkan mampu memproduksi telur sebanyak 200 ribu butir per hari, sejumlah tantangan masih membayangi keberlanjutan produksinya.

Bidang Analis Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kukar Sudiro mengungkapkan, salah satu permasalahan utama adalah kurangnya koordinasi di antara para peternak, yang sering kali memicu fluktuasi produksi dan harga di pasar.

“Produksi telur di Kukar sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal dengan suplai yang stabil. Namun, belum adanya asosiasi produsen telur dan ayam membuat produksi antar pengusaha sering kali terjadi secara bersamaan tanpa perencanaan yang matang,” ungkap Sudiro kepada beritaborneo.com di Taman Kreatif Tenggarong, Kamis (12/12/2024).

Akibat permasalah tersebut dapat menyebabkan dua skenario yang merugikan, yakni surplus yang membuat harga telur jatuh atau kekosongan pasokan yang mendorong harga melonjak tajam. Ketidakseimbangan ini tidak hanya merugikan peternak tetapi juga konsumen.

“Ketika produksi dilakukan tanpa koordinasi, pasar bisa mengalami kejenuhan, dan peternak terpaksa menjual telur dengan harga rendah. Sebaliknya, jika produksi menurun secara bersamaan, pasokan tidak mampu memenuhi kebutuhan, sehingga harga melonjak,” jelasnya.

Selain itu, Ia juga menyoroti hubungan erat antara harga telur dan daging ayam. Ketika harga daging ayam naik, konsumen cenderung beralih ke telur sebagai alternatif sumber protein.

“Kondisi ini meningkatkan permintaan telur secara tiba-tiba, yang bisa memperburuk fluktuasi harga jika pasokan tidak dikelola dengan baik,” tambahnya.

Untuk itu, Sudiro menekankan perlunya pembentukan asosiasi produsen telur dan ayam di Kukar. Asosiasi ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para peternak untuk berkomunikasi, merencanakan produksi, dan menghindari ketidakseimbangan pasokan.

“Dengan adanya asosiasi, produksi bisa diatur lebih terencana, sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pasokan secara bersamaan. Ini juga akan membantu menjaga stabilitas harga di pasar,” tutupnya. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com