Homo Juluensis, Spesies Baru Leluhur Manusia

AMERIKA SERIKAT – Tim peneliti gabungan dari China dan Amerika Serikat berhasil mengidentifikasi spesies baru leluhur manusia yang diberi nama Homo Juluensis. Fosil dengan karakteristik unik ini ditemukan di situs Xujiayao, wilayah utara China, dan dipublikasikan di jurnal Paleoanthropology yang diterbitkan di Amerika Serikat sebagaimana dilansir livescience. Penemuan ini memberikan wawasan baru yang penting tentang keragaman hominin di Asia Timur pada masa ratusan ribu tahun yang lalu.

Penelitian ini dipimpin oleh Christopher Bae dari Universitas Hawai’i di Mānoa dan Xiuju Wu dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi China. Tim peneliti menganalisis fosil hominin yang menunjukkan kombinasi ciri-ciri anatomi yang tidak biasa, seperti tengkorak besar dan lebar, struktur tulang tebal, serta kemiripan dengan Neanderthal, manusia modern, dan Denisovan. Menurut tim, Homo Juluensis kemungkinan merupakan populasi hibrida yang muncul akibat perkawinan antar spesies hominin purba.

Dalam laporan studi yang dipublikasikan, tim peneliti menyatakan bahwa fosil ini menunjukkan adanya hominin berotak besar (Juluren) yang hidup di sebagian besar Asia Timur pada akhir periode Pleistosen, antara 300.000 hingga 500.000 tahun lalu. Juluren sendiri merupakan istilah dalam bahasa Mandarin yang berarti “manusia kepala besar,” merujuk pada ciri utama spesies ini.

Fosil Homo Juluensis diperkirakan berasal dari sekitar 220.000 hingga 100.000 tahun lalu. Penemuan ini juga mendukung temuan sebelumnya di Xujiayao pada 1974, yang mengungkap 21 fragmen fosil hominin dari 10 individu serta 10.000 artefak batu. Pada saat itu, fosil-fosil yang ditemukan juga menunjukkan tengkorak besar dengan kemiripan terhadap Neanderthal, meskipun belum ada kesimpulan pasti mengenai klasifikasinya.

Bae dan Wu berpendapat bahwa Homo Juluensis kemungkinan tidak berkembang dalam isolasi genetik. Sebaliknya, mereka percaya spesies ini mungkin merupakan hasil persilangan dengan kelompok hominin lain, seperti Neanderthal, selama periode Pleistosen Tengah. Penemuan ini semakin menguatkan teori bahwa Asia Timur menjadi pusat evolusi manusia purba yang kaya akan keragaman spesies.

Studi ini juga menawarkan revisi dalam taksonomi hominin purba, dengan membagi spesies-spesies yang ditemukan di Asia menjadi empat kategori utama, yaitu H. floresiensis (Indonesia), H. luzonensis (Filipina), H. longi (China), dan H. juluensis yang kini menjadi entitas baru dalam klasifikasi tersebut.

Penemuan Homo Juluensis memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang keragaman manusia purba dan menantang pandangan tradisional tentang migrasi serta adaptasi hominin di kawasan Eurasia. Kawasan Xujiayao, yang kaya akan temuan arkeologis, semakin mempertegas peran Asia Timur sebagai pusat evolusi manusia yang dinamis dan kompleks. Penelitian lanjutan diharapkan dapat mengungkap lebih dalam mengenai interaksi antar spesies serta dampaknya terhadap garis keturunan manusia modern. []

Penulis: Muhammad Yusuf | Penyunting: Nistia Endah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com