KUTAI KARTANEGARA – Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran koperasi sebagai aktor utama dalam pembangunan ekonomi desa melalui model kemitraan strategis antara masyarakat dan pihak swasta.
Model ini dikembangkan di Desa Puan Cepak dan Desa Sedulang, Kecamatan Muara Kaman, yang telah berhasil jalin kerjasama dengan Perseroan Terbatas (PT) Maju Kalimantan Hadapan (MKH) beberapa waktu yang lalu.
Kepala Bidang Usaha dan Penyuluhan Disbun Kukar, Samsiar, koperasi tidak lagi diposisikan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai pengelola langsung dan mitra aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan usaha perkebunan.
“Model ini memberi ruang luas bagi koperasi untuk berkembang. Kita ingin koperasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi desa, bukan hanya perpanjangan tangan,” jelasnya kepada Beritaborneo.com di Tenggarong, Jumat (23/05/2025).
Ia menjelaskan terdapat tiga pilar utama menjadi penopang kemitraan ini. Pilar pertama, Kerjasama Pembangunan Kebun Masyarakat, meletakkan koperasi sebagai entitas yang terlibat sejak awal dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan kebun.
PT MKH bertindak sebagai pelaksana teknis, namun seluruh proses dilakukan dengan keterlibatan koperasi secara aktif.
Pilar kedua, Pemberian Pinjaman Modal oleh PT MKH kepada koperasi, dirancang bukan sekadar bantuan, melainkan sebagai sarana peningkatan kapasitas.
“Dengan dana ini, koperasi dilatih mengelola usaha dari hulu ke hilir, mulai dari penanaman, pengelolaan hasil, hingga distribusi. Skema pembiayaan pun dibuat ringan agar koperasi bisa tumbuh tanpa tekanan,” tutur Samsiar.
Yang paling strategis adalah pilar ketiga, Hibah Lahan Produktif seluas 106 hektar dari PT MKH. Aset ini langsung dikelola koperasi dan hasilnya diperuntukkan bagi kesejahteraan anggota.
“Ini bukan cuma lahan, ini fondasi kemandirian ekonomi koperasi. Kami ingin koperasi punya sumber pendapatan berkelanjutan,” imbuhnya.
Samsiar menyebut bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya panjang Disbun Kukar untuk mengubah paradigma pembangunan desa. Sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama keberhasilan.
“Koperasi sebagai pilar utama adalah bentuk keberpihakan terhadap masyarakat. Kami harap ini jadi model percontohan bagi desa lain di Kukar,” pungkasnya.[]
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: M. Reza Danuarta