Pokdarwis dan Masyarakat Kunci Keberhasilan Desa Wisata

KUTAI KARTANEGARA – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara, Arianto, menyampaikan bahwa partisipasi aktif masyarakat menjadi fondasi utama dalam pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Menurutnya, keterlibatan warga, khususnya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan pemerintah desa, sangat menentukan keberhasilan pengelolaan potensi wisata lokal.

“Yang paling tahu desanya itu ya masyarakatnya sendiri. Kita dari dinas hanya mendampingi. Tapi yang menggerakkan dan menjalankan itu adalah warga bersama dengan Pokdarwis dan pemerintah desanya,” ujar Arianto, Selasa (22/04/2025).

Ia menegaskan bahwa penetapan status desa wisata bukanlah tujuan akhir. Desa yang telah ditetapkan harus terus menunjukkan komitmen dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wisatanya secara aktif dan berkesinambungan.

Arianto berharap Pokdarwis dapat memahami peran strategis mereka dalam menjaga dan memajukan destinasi wisata, sekaligus menjadi agen promosi yang mampu menarik minat wisatawan.

“Harapan kita itu jelas, desa-desa yang sudah ditetapkan harus terus giat. Kalau ada masalah atau kendala, kami di dinas akan bantu carikan solusinya. Tapi inisiatif dan semangat itu harus dari mereka sendiri,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Pokdarwis memiliki fungsi krusial sebagai penggerak di lapangan. Tugas mereka tidak hanya terbatas pada pengelolaan kegiatan wisata, tetapi juga menjaga kebersihan, kenyamanan lingkungan, serta menjadi wajah ramah yang menyambut tamu.

Namun, Arianto mengingatkan bahwa kolaborasi antara seluruh elemen desa menjadi faktor penentu kesuksesan. Tanpa dukungan masyarakat secara menyeluruh, pembangunan sektor pariwisata tidak akan berjalan optimal.

“Tidak bisa hanya Pokdarwis saja yang bekerja, sementara masyarakat lainnya pasif. Semua harus merasa memiliki dan terlibat dalam pengembangan,” katanya.

Untuk mendukung proses ini, Dispar Kukar aktif memberikan berbagai bentuk pendampingan berupa pelatihan teknis, edukasi, serta fasilitasi program-program pengembangan. Kegiatan tersebut mencakup pelatihan pemandu wisata, manajemen homestay, pemasaran digital, hingga bantuan promosi melalui media sosial dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata.

“Kita bantu mereka meningkatkan kapasitas, dari pelatihan teknis sampai strategi promosi. Karena kita sadar, banyak desa punya potensi bagus, tapi SDM-nya masih butuh dukungan untuk bisa berkembang maksimal,” tambahnya.

Arianto juga menyoroti keberhasilan Desa Pela sebagai contoh nyata kolaborasi yang efektif. Desa tersebut mendapat perhatian pemerintah daerah karena kekompakan antara masyarakat dan pemerintah desanya dalam mengembangkan sektor wisata. Pada tahun 2023, Desa Pela bahkan menerima bantuan dana untuk membangun infrastruktur pendukung seperti titian dan gazebo.

“Desa Pela itu contoh bagus. Masyarakatnya bergerak, pemerintah desanya juga aktif. Maka kita pun dukung. Kalau semuanya semangat, hasilnya juga akan maksimal,” ucapnya.

Dengan sinergi yang kuat antara masyarakat, Pokdarwis, dan pemerintah desa, Arianto meyakini bahwa desa-desa wisata di Kukar mampu menjadi model pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Nistia Endah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com