PTPH Kaltim Genjot Swasembada Beras!

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus memperkuat upaya menuju kemandirian pangan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan beras. Langkah ini dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) rencana aksi swasembada beras yang digelar di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, pada Kamis (15/05/2025).

Dalam Rakor tersebut, Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (PTPH) Kaltim menyampaikan strategi yang tengah dijalankan untuk mengurangi ketergantungan pasokan beras dari luar daerah. Penanggung jawab program swasembada pangan yang juga menjabat sebagai Direktur Pembenihan Hortikultura, Inti Pertiwi, mengatakan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian RI.

Ia menjelaskan, Kaltim ditargetkan mampu menutup defisit kebutuhan beras yang saat ini mencapai kurang lebih 200 ribu ton per tahun. Untuk mencapai hal itu, pemerintah daerah akan memaksimalkan potensi lahan sawah aktif seluas 13.973 hektare. “Intensifikasi berarti meningkatkan frekuensi tanam dari satu kali menjadi tiga kali setahun dan menaikkan produktivitas dari 3–4 ton menjadi 5 ton per hektare,” ujar Inti.

Dirinya menambahkan, pada musim tanam tahun ini, pemerintah menargetkan 70 hingga 80 persen dari total lahan sawah aktif dapat ditanami. Menurutnya, keberhasilan penanaman tersebut menjadi indikator bahwa sistem irigasi serta infrastruktur pendukung pertanian masih berfungsi secara optimal.

“Target kami 70–80 persen dari lahan yang ada bisa tertanam pada musim tanam ketiga tahun ini dan itu menjadi indikator bahwa jaringan irigasi dan infrastruktur pendukung mulai optimal,” ucapnya. Selain optimalisasi lahan yang sudah ada, Pemprov Kaltim juga tengah merancang penambahan lahan pertanian melalui program cetak sawah baru seluas 1.890 hektare. Saat ini, lokasi-lokasi potensial tersebut masih dalam tahap survei serta investigasi desain. Pelaksanaan konstruksi dijadwalkan dimulai tahun depan.

Inti menyampaikan bahwa cetak sawah dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, di mana lahan yang dipilih tidak boleh berada di kawasan hutan atau cagar alam. Pemilihan lahan dilakukan berdasarkan sejumlah kriteria yang ketat.

“Tantangannya cetak sawah, kami sudah identifikasi dan harus hati-hati, karena lahan harus punya potensi dan ada kriteria tertentu yang harus diikuti, sehingga tidak serta merta untuk memilih suatu lahan, sementara baru dapat 1.890 hektare,” jelas Inti.

Adapun wilayah yang menjadi fokus intensifikasi antara lain Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Timur (Kutim), Berau, dan Kota Samarinda. Sementara itu, rencana pencetakan sawah baru akan dipusatkan di Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutim yang dinilai memiliki potensi luas lahan produktif.

“Lahan terluas dan produktif terdapat di Kabupaten PPU, untuk Paser ada 2.000 hektare, kemudian ada di Kutim, Berau dan Samarinda, cetak sawah lebih banyak di Kutim dan Kukar yang ada potensinya, karena dilihat dari luasannya,” tutupnya. [] (ADV/GUN/RAS/DISKOMINFO.KALTIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X