Bankesbangpol Kaltim Genjot Upaya Tingkatkan Partisipasi Pemilu 2024

SAMARINDA – BADAN Kesatuan Bangsa dan Politik (Bankesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) akan terus menggenjot segala upaya guna meningkatkan partipasi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.

“Upaya kami antara lain melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat pemilih terutama yang termasuk katagori pemilih pemula genrasi millenial dan gen Z. Selain itu peningkatan bantuan keuangan kepada partai politik serta kolaborasi lintas dinas,” kata Kepala Bankesbangpol Kaltim Sufian Agus dalam konferensi pers di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Selasa (19/12/2023).

Stimulus keuangan pada partai politik ini menurut Sufian bertujuan memacu partisipasi pemilih pada pemilu serantak 2024. Dengan total bantuan Rp 8,1 milyar dengan sistem alokasi dibagi sesuai dengan jumlah suara sah yang diperoleh masing masing partai politiik (parpol).

“Kenaikan bantuan keuangan parpol itu merupakan apresiasi pemerintah kepada parpol yang telah berkontribusi dalam psnyelenggaraan pemilu yang demokratis, transparan dan akuntabel,” ujarnya.

Dia menjelaskan bantuan keuangan parpol pada tahun 2023 naik dari Rp 1.200 per suara menjadi Rp 5.000 per suara sah, kenaikannya mencapai 400 persen.

“Kami berharap dengan kenaikan bantuan keuangan ini parpol dapat semakin berupaya menarik antusias pemilih khususnya generasi muda. Generasi muda perlu didorong untuk menggunakan hak pilih pada pemilu 2024,” ungkapnya.

Untuk menyasar tingkat partisipasi pemilih pada kaum millenial dan generasi Z, Kesbangpol Kaltim sering mengadakan kegiatan sosialisasi pemilu kepada siswa Sekolah Tingkat Menengah Atas (SMA) dan juga ke kampus-kampus.

Dalam program Pemilu Masuk Kampus dengan melalui pemberian pemahaman kepada generasi muda sehingga memiliki kesadaran untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu 2024 karena masa depan bangsa dan negara ada di tangan mereka.

Sufian juga menyebut sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih minim adalah minat generasi muda terhadap politik masih rendah, sikap apatis masyarakat karena calon yang dipilih tidak berkomitmen dengan konsituen serta juga beberapa daerah yang minim peserta pemilu. []

Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com