Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
JAKARTA – Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan yang baru saja dimakzulkan, dikabarkan memilih untuk tetap diam selama pemeriksaan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (CIO) Korsel, setelah ditangkap pada Rabu (15/01/2025).
Terkait dugaan pemberontakan dan penyalahgunaan kewenangan melalui penerapan darurat militer sepihak pada 3 Desember lalu, Yoon memilih untuk menggunakan haknya untuk tidak memberikan keterangan selama proses interogasi.
“Yoon menggunakan haknya untuk tetap diam,” kata seorang pejabat dari CIO dalam keterangannya kepada wartawan yang dikutip AFP.
Penangkapan Yoon dimulai sekitar pukul 10.00 waktu setempat, setelah terjadi drama penangkapan yang memicu bentrokan antara penyidik dan pasukan keamanan presiden.
Penyidik akhirnya berhasil menangkap Yoon di kediamannya di pusat kota Seoul, sebelum membawanya ke kantor CIO di Gwacheon, sekitar 20 menit setelah penahanan.
Interogasi resmi dimulai pada pukul 11 pagi di ruang interogasi yang dilengkapi dengan perekaman video. Menurut keterangan pihak CIO, interogasi dipimpin oleh Lee Jae-seung, Wakil Kepala CIO, dengan dihadiri oleh kuasa hukum Yoon.
Penyelidikan lebih lanjut oleh CIO diperkirakan akan fokus pada tuduhan pemberontakan terkait dengan dekrit darurat militer yang diterbitkan Yoon pada 3 Desember lalu. Selain itu, pihak CIO juga berupaya untuk mengajukan surat perintah penahanan resmi dalam waktu 48 jam ke depan.
Dengan penangkapan ini, Yoon Suk Yeol menjadi presiden pertama dalam sejarah Korsel yang masih menjabat yang ditangkap penyidik terkait dugaan kejahatan berat.
Pemeriksaan ini merupakan bagian dari serangkaian investigasi yang semakin memperburuk situasi politik di negara tersebut.
Hingga kini, CIO dan berbagai pihak terkait berusaha menuntaskan kasus yang membelit mantan presiden ini, sambil memantau perkembangan politik domestik yang semakin memanas. []
Redaksi03
