RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi meluncurkan kapal selam serang bertenaga nuklir generasi keempat, Perm, di galangan kapal Sevmash, Severodvinsk, Rusia, Jumat (28/03/2025). Kapal selam kelas Yasen-M ini menjadi yang pertama dalam serinya yang dipersenjatai rudal jelajah hipersonik 3M22 Tsirkon (Zircon), mengukuhkan posisi Rusia dalam persaingan teknologi militer global. Peluncuran ini menandai tonggak strategis dalam modernisasi Angkatan Laut Rusia, dengan Perm direncanakan bergabung ke Armada Pasifik pada 2026.
Perm merupakan unit keenam dari kelas Yasen, yang pembangunannya dimulai pada 29 Juli 2016. Kapal ini berbeda dari pendahulunya karena dimodifikasi khusus untuk mengakomodasi sistem rudal Tsirkon, yang dianggap sebagai game-changer dalam pertahanan maritim. Sebelumnya, kapal selam Kazan (K-561) dari kelas yang sama sempat menarik perhatian internasional saat mendekati pesisir Amerika Serikat dekat Miami pada 2024, menunjukkan kemampuan penetrasi wilayah musuh.
Dikembangkan oleh Biro Desain Malakhit di bawah pimpinan Vladimir Pyalov, Perm dibangun oleh Sevmash, anak perusahaan United Shipbuilding Corporation. Perusahaan ini telah menyerahkan empat kapal selam Yasen-M sebelumnya: Kazan (2021), Novosibirsk (2021), Krasnoyarsk (2023), dan Arkhangelsk (2024). Sebanyak 12 kapal direncanakan rampung, dengan Ulyanovsk, Voronezh, dan Vladivostok masih dalam konstruksi.
Perm membawa 10 tabung torpedo 533 mili meter di bagian tengah lambung, dipasang miring untuk menghindari gangguan sistem sonar bulat di haluan. Torpedo yang dapat diluncurkan mencakup USET-80, Fizik-2, dan ranjau laut. Namun, keunggulan utamanya terletak pada delapan sistem peluncur vertikal (VLS) yang mampu membawa kombinasi rudal Onyx, Kalibr, atau Tsirkon. Untuk pertahanan udara, Perm dilengkapi sistem MANPADS Igla/Verba.
Rudal hipersonik 3M22 Tsirkon menjadi senjata andalan, dengan kecepatan hingga Mach 9 (11.025 km/jam) dan jangkauan 400–1.000 kilometer. Menggunakan panduan radar aktif dan navigasi inersia, Tsirkon terbang pada ketinggian 30–40 kilometer untuk meminimalkan gesekan udara. Meski sulit diintervensi, sistem pertahanan seperti THAAD atau SM-6 berpotensi menghadangnya pada fase terminal.
Perm ditenagai reaktor KTP-6-185SP berdaya 200 mega watt, memungkinkan kecepatan 31 knot di bawah air dan 16 knot di permukaan. Reaktor generasi keempat ini memiliki masa pakai inti 25–30 tahun tanpa perlu pengisian ulang, serta desain pendingin pasif yang mengurangi kebisingan. Kapal ini mampu beroperasi hingga 100 hari di kedalaman 520 meter, dengan bobot terendam 13.800 ton dan panjang 130 meter.
Dengan awak 64 orang, Perm menjadi simbol ambisi Rusia dalam memodernisasi armada bawah lautnya, sekaligus mengirim sinyal strategis kepada rival global. Peluncurannya memperkuat posisi Moskow dalam perlombaan senjata hipersonik, yang semakin memanaskan dinamika keamanan maritim internasional. []
Penulis: Muhammad Yusup