11 Pekerja Tewas di Serangan Tambang Yahukimo

PAPUA PEGUNUNGAN — Duka mendalam kembali menyelimuti Bumi Cenderawasih. Sebanyak 11 pekerja tambang emas dilaporkan tewas dalam serangan brutal yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), pada Rabu pagi (09/04/2025). Insiden berdarah ini terjadi di sebuah lokasi penambangan terpencil di wilayah pegunungan Kabupaten Yahukimo, Papua.

Lokasi kejadian diketahui hanya dapat diakses melalui jalur darat dan udara dengan medan yang ekstrem. Mayoritas korban merupakan pendatang dari luar Papua serta warga lokal yang menggantungkan hidup dari aktivitas tambang.

Menurut laporan aparat keamanan, penyerangan terjadi sekitar pukul 08.30 WIT. Kelompok bersenjata datang membawa senapan api dan senjata tajam, lalu menyerbu area tambang tanpa peringatan. Para pekerja tak sempat menyelamatkan diri, dan dalam hitungan menit, suasana berubah mencekam.

“Kami hanya bisa lari dan bersembunyi di semak-semak. Teman-teman yang tertangkap langsung ditembak atau dibacok. Itu kejadian paling mengerikan dalam hidup saya,” ungkap salah satu pekerja yang berhasil selamat, dengan suara bergetar.

Tim gabungan TNI dan Polri yang diterjunkan ke lokasi menemukan jenazah para korban dalam kondisi mengenaskan, beberapa tertembak di bagian kepala dan dada, sementara lainnya mengalami luka bacokan dalam.

Aparat menduga, aksi ini merupakan bagian dari rangkaian serangan sistematis untuk mengacaukan stabilitas ekonomi di Papua, terutama terhadap kegiatan penambangan yang dianggap sebagai simbol eksploitasi sumber daya oleh pihak luar.

Yang menjadi perhatian, seluruh korban adalah warga sipil biasa. Tidak ada aparat atau pihak perusahaan asing di antara mereka. Serangan ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, aktivis kemanusiaan, dan pejabat daerah.

“Mereka bukan musuh. Mereka hanya rakyat kecil yang mencari nafkah. Ini bukan perjuangan, ini kekejaman,” tegas seorang tokoh adat Yahukimo.

Saat ini, aparat keamanan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok pelaku serta memperketat penjagaan di sejumlah titik rawan. Pemerintah pusat didesak segera turun tangan secara serius dan menjamin perlindungan nyata bagi warga sipil Papua.

Insiden Yahukimo bukan sekadar angka kematian dalam statistik konflik. Ia adalah isyarat bahwa Papua masih terluka, dan Indonesia harus lebih sungguh-sungguh hadir — tidak hanya sebagai penjaga kedaulatan, tapi juga pelindung kemanusiaan. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com