Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
NUNUKAN – Sebanyak 127 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Tawau, Malaysia, tiba di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, pada Selasa, 3 Juni 2025. Kedatangan para TKI ini langsung mendapat perhatian dari Wakil Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Christina Aryani, yang meninjau secara langsung proses kedatangan mereka.
Dalam kunjungannya, Christina Aryani menyampaikan keprihatinan atas tingginya jumlah WNI yang masih memilih bekerja di luar negeri melalui jalur non-prosedural. Ia menegaskan pentingnya menghindari cara ilegal dalam mencari nafkah di luar negeri demi keselamatan dan perlindungan hukum.
“Kalau kembali melalui jalur ilegal dan tertangkap lagi, lalu dideportasi secara terus menerus, itu tidak bagus. Di depot tahanan itu tidak enak, jadi jangan mengulang kejadian yang sama,” ujar Christina di hadapan para TKI.
Selain itu, Christina juga memberikan informasi terkait peluang kerja legal di dalam negeri, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Utara. Pemerintah daerah membuka kesempatan kerja resmi yang aman dan terlindungi bagi masyarakat setempat.
“Kalau mau bekerja di perkebunan sawit, di Kalimantan Utara juga ada yang siap menerima. Itu lebih aman, dekat dengan keluarga, dan tentunya dilindungi negara,” tambahnya.
BP2MI terus berupaya mengedukasi masyarakat agar tidak terpengaruh oleh bujuk rayu calo dan sindikat penempatan ilegal yang merugikan para pekerja migran. Upaya ini sekaligus mendorong penempatan kerja yang sesuai prosedur dan bermartabat, guna melindungi hak-hak Tenaga Kerja Indonesia serta mengurangi angka deportasi akibat pelanggaran aturan keimigrasian.
Dengan pendekatan tersebut, BP2MI berharap kesadaran masyarakat meningkat sehingga pencarian nafkah melalui jalur resmi menjadi pilihan utama, sehingga kesejahteraan dan keamanan para TKI dapat lebih terjamin. []
Redaksi11
