Aspal Mulus Tak Sampai Setahun, Kini Jadi Jurang!

BANJARMASIN — Baru setahun dibangun, ruas Jalan Bypass Batulicin–Banjarbaru kini porak poranda. Longsor yang terjadi pada Sabtu (25/10/2025) menjadi bukti rapuhnya kualitas proyek infrastruktur di Kalimantan Selatan yang digadang-gadang mampu memperlancar arus transportasi antardaerah.

Hujan deras yang mengguyur kawasan itu beberapa hari terakhir disebut-sebut sebagai penyebab utama longsor. Namun, publik mempertanyakan daya tahan jalan yang seharusnya masih kuat menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Terlihat jelas kondisi aspal di tepian jalan yang ambruk dan membentuk patahan cukup dalam. Bagian penopang berupa tanah merah longsor dan tergenang air, menandakan lemahnya sistem drainase dan konstruksi jalan.

“Sabtu, 25 Oktober 2025. Jalannya rumbih. Info bagi kekawanan yg handak melintasi jalan bypass Batulicin–Banjarbaru, khususnya malam hari, jalan sebelum Gunung Papua (dari Batulicin menuju Banjar). Aspalnya rumbih alias longsor. Jadi diharapkan berhati-hati,” tulis unggahan akun tersebut.

Lokasi kerusakan diketahui berada sebelum kawasan Gunung Papua, arah Batulicin menuju Banjarbaru. Tidak hanya aspal, tebing di sisi kiri jalan juga ikut longsor, menciptakan lubang sedalam tiga meter dengan panjang area terdampak sekitar 10 meter.

Kondisi ini tentu berbahaya bagi pengendara, terutama saat malam hari. Minimnya pencahayaan jalan memperbesar risiko kecelakaan. Untuk sementara, warga setempat memasang penanda sederhana berupa tiang dan kain putih di sekitar lokasi longsor agar pengguna jalan waspada.

Meski demikian, banyak pihak menilai langkah tersebut belum cukup. Pemerintah daerah dan pihak terkait diminta segera turun tangan, bukan sekadar menambal kerusakan, tetapi juga mengevaluasi mutu proyek dan sistem pengawasan konstruksi yang terkesan lemah.

Bukan kali ini saja proyek infrastruktur baru di Kalimantan Selatan rusak dalam waktu singkat. Kondisi seperti ini kerap berulang, memunculkan pertanyaan besar: apakah hujan benar-benar penyebab utama, atau ada yang salah sejak awal perencanaan dan pelaksanaannya. []

Fajar Hidayat