GAZA – Sedikitnya 19 warga Palestina dilaporkan tewas setelah pasukan Israel menembaki sekelompok warga yang tengah menunggu pendistribusian bantuan kemanusiaan di wilayah barat Rafah, Jalur Gaza selatan. Informasi tersebut disampaikan oleh Al Jazeera dengan mengutip sumber medis lokal di wilayah konflik tersebut.
Insiden ini menambah panjang daftar korban dari serangkaian serangan yang terjadi sejak akhir Mei di sejumlah titik distribusi bantuan kemanusiaan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa total korban jiwa akibat penembakan di lokasi distribusi bantuan telah mencapai 75 orang, sementara lebih dari 400 warga lainnya mengalami luka-luka.
Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk seiring dengan meningkatnya ketegangan dan konflik militer yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Dalam situasi yang serba genting tersebut, akses terhadap bantuan menjadi sangat krusial bagi kelangsungan hidup warga sipil yang terdampak blokade dan gempuran berkepanjangan.
Pada Mei lalu, otoritas Israel mengumumkan rencana baru untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza. Rencana tersebut menyebutkan bahwa distribusi akan dilakukan di wilayah yang dinyatakan steril dari keberadaan kelompok Hamas, menyusul tuduhan bahwa sebagian anggotanya melakukan penjarahan terhadap pasokan bantuan yang masuk ke wilayah tersebut.
Namun, rencana distribusi yang dibatasi itu menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah organisasi internasional dan lembaga kemanusiaan. Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengungkapkan bahwa skema distribusi bantuan oleh Israel tersebut diduga bertujuan untuk mendorong pengungsian paksa terhadap penduduk Palestina dari wilayah Gaza.
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai mekanisme baru yang mampu menjamin distribusi bantuan secara aman dan adil kepada warga sipil di Gaza. Sementara itu, masyarakat internasional terus mendesak dilakukannya gencatan senjata dan akses kemanusiaan yang lebih luas agar bantuan dapat tersalurkan tanpa mengorbankan nyawa warga sipil. []
Redaksi11