27 Tewas Akibat Bangunan Lima Lantai Ambruk di Karachi

ISLAMABAD – Proses pembersihan puing bangunan lima lantai yang ambruk di Karachi, Pakistan, memasuki tahap akhir. Peristiwa yang terjadi pada Jumat (4/7/2025) itu menelan korban jiwa setidaknya 27 orang. Pernyataan resmi dari sejumlah pejabat disampaikan pada Minggu (6/7/2025), ketika tim penyelamat terus berupaya mengevakuasi korban dari bawah reruntuhan.

Sebelum bangunan runtuh sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, beberapa warga sempat mendengar suara retakan dari dalam struktur. Insiden tersebut terjadi di kawasan Lyari, sebuah permukiman padat di Karachi yang memiliki reputasi sebagai wilayah yang pernah dikuasai kekerasan geng dan dianggap tidak aman.

“Sebagian besar puing telah berhasil kami angkat,” ujar Hassaan Khan, juru bicara layanan penyelamatan pemerintah 1122 kepada AFP. Ia mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas hingga Minggu pagi telah mencapai 27 orang dan tim masih melanjutkan pencarian korban yang kemungkinan tertimbun.

Pihak berwenang menyatakan bahwa bangunan yang ambruk telah dikategorikan tidak layak huni dalam beberapa evaluasi terdahulu. Surat pemberitahuan penggusuran disebut telah dikirimkan kepada penghuni antara tahun 2022 hingga 2024. Namun, beberapa pemilik dan penghuni menyatakan tidak pernah menerima dokumen tersebut.

“Putri saya tertimbun di bawah reruntuhan,” kata Dev Raj (54), seorang warga yang ditemui di lokasi kejadian pada Sabtu (5/7/2025). “Dia adalah anak yang paling saya sayangi. Dia sangat sensitif dan baru saja menikah enam bulan lalu.”

Runtuhnya bangunan semacam ini bukan hal baru di Pakistan. Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa musibah serupa sering kali disebabkan oleh standar keselamatan konstruksi yang longgar dan penggunaan material bangunan berkualitas rendah. Karachi sebagai kota terbesar di negara tersebut, dengan jumlah penduduk lebih dari 20 juta jiwa, menghadapi berbagai persoalan pembangunan yang kompleks.

Berbagai tantangan seperti pembangunan ilegal, infrastruktur yang menua, dan pengawasan yang minim terhadap peraturan teknis bangunan menjadi penyebab utama kerentanan kawasan perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi juga memperparah risiko bila terjadi kecelakaan konstruksi. Dalam banyak kasus, pemilik bangunan dan pengembang acap kali mengabaikan peringatan teknis demi keuntungan cepat, yang akhirnya berujung pada bencana bagi masyarakat sekitar.

Hingga Minggu sore, tim penyelamat masih bekerja di bawah koordinasi pemerintah kota. Upaya pembersihan dijadwalkan selesai dalam waktu dekat, disertai evaluasi terhadap bangunan-bangunan serupa yang dikhawatirkan juga mengalami kerusakan struktural. Pemerintah diharapkan mengambil langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa terjadi kembali di masa mendatang.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com