BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menyiapkan langkah besar untuk mendukung generasi muda sekaligus menggerakkan roda perekonomian daerah melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebanyak 80 ribu pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK ditargetkan menjadi penerima manfaat program ini.
Tidak hanya berfokus pada pemberian makanan sehat, program MBG juga dirancang untuk membuka ruang bagi petani dan koperasi lokal agar berperan sebagai penyedia bahan pangan utama. Dengan begitu, manfaat program tidak hanya dirasakan siswa, tetapi juga masyarakat luas.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, menekankan bahwa program ini menuntut kesiapan penuh dari para pelaku pertanian dan koperasi daerah. “Kurang lebih 80 ribu pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK di seluruh kecamatan akan mendapat makan bergizi gratis setiap hari. Ini kebutuhan yang sangat besar dan harus dijawab oleh petani serta koperasi di Berau,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (14/09/2025).
Menurutnya, MBG merupakan strategi ganda. Di satu sisi memastikan tumbuh kembang anak terjaga, di sisi lain memperkuat sektor ketahanan pangan. “Petani dan koperasi harus meningkatkan kapasitas produksi serta menjaga kualitas hasil panen. Ini saatnya produk lokal benar-benar menjadi tuan rumah di daerah sendiri,” tegasnya.
Untuk menunjang kesiapan pelaku usaha lokal, Pemkab Berau merancang pendampingan teknis, fasilitasi pasar, hingga pembinaan koperasi. Transparansi dan tata kelola juga ditekankan sebagai pondasi keberlanjutan program.
Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Berau, Rani Oktaviana, mengungkapkan bahwa tahap awal program akan mengoperasikan sekitar 30 dapur. Lokasi awal menyasar empat kecamatan terdekat, yakni Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur, dan Tanjung Redeb.
Survei juga sudah dilakukan ke wilayah pesisir dan pedalaman, mulai dari Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih, Biduk-Biduk, Segah, hingga Kelay. Namun, tantangan utama berada pada daerah dengan akses transportasi terbatas.
“Setiap dapur memiliki kapasitas untuk memenuhi 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat. Namun, tahap awal ini baru sekitar 1.600 penerima yang terlayani. Program akan bertahap dan terus ditingkatkan,” jelas Rani.
Selain pelajar, MBG juga diperluas untuk kelompok masyarakat rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Pemkab berharap langkah ini menjadi investasi jangka panjang untuk menekan angka stunting di Berau.
Untuk memperluas cakupan, dapur tambahan akan dibangun di Kelurahan Rinding, Tipalayo (Gunung Tabur), dan Limunjan (Sambaliung). Seluruh proses, mulai dari pemilihan bahan baku hingga penyajian, akan diawasi ketat agar higienis dan layak konsumsi.
Program MBG tidak hanya menggandeng petani dan koperasi, tetapi juga melibatkan pelaku UMKM. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau berharap keikutsertaan UMKM dapat meningkatkan kelas usaha mereka sekaligus memperluas jaringan pasar.
Dengan demikian, MBG dipandang sebagai program multiperan. Anak-anak bisa menikmati makanan sehat setiap hari, sementara petani, koperasi, dan UMKM mendapatkan peluang usaha yang lebih luas.
Sri Juniarsih menegaskan bahwa keberhasilan program ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor. “Dengan sinergi semua pihak, kami yakin manfaat MBG akan dirasakan tidak hanya oleh siswa, tapi juga oleh seluruh masyarakat Berau,” tutupnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan