PARIS — Suasana ketegangan meningkat di pangkalan strategis militer Prancis di Ile Longue, ketika sejumlah drone misterius terdeteksi terbang di atas area yang dikenal sebagai lokasi penyimpanan kapal selam balistik nuklir dengan pengamanan superketat. Insiden yang terjadi pada Kamis (04/12/2025) malam waktu setempat itu langsung memicu respons militer, yang mengerahkan perangkat pengacau sinyal (jammer) untuk melumpuhkan drone tanpa menggunakan senjata api.
Kejadian ini kembali memperpanjang daftar penampakan drone tak dikenal yang belakangan marak muncul di kawasan sensitif Eropa, termasuk bandara, instalasi militer, serta infrastruktur industri strategis. Lonjakan aktivitas tersebut memunculkan dugaan keterkaitan dengan situasi geopolitik, terutama setelah lebih dari 3,5 tahun pascainvasi Rusia ke Ukraina.
Kekhawatiran publik meningkat bahwa operasi drone tersebut mungkin menjadi bagian dari taktik perang hybrid yang ditujukan untuk melemahkan keamanan Eropa. Namun hingga kini, sumber dan pengoperasian drone masih menjadi teka-teki.
Jaksa Prancis Frederic Teillet, seperti dilansir AFP pada Sabtu (06/12/2025), menyatakan bahwa penyelidikan resmi telah dimulai untuk memastikan asal dan tujuan drone tersebut. “Tidak ada hubungan dengan campur tangan asing sejauh ini,” tegasnya.
Penyelidikan juga ditujukan untuk memastikan “apakah ini drone atau bukan” serta menentukan “jenis serta jumlah perangkatnya” yang didapati terbang di area larangan udara tersebut. Dalam pernyataan resminya, jaksa memastikan bahwa tidak ada drone yang ditembak jatuh dan tidak ada pilot yang teridentifikasi sejauh ini, menambahkan bahwa “Marinir menembakkan jammer, bukan menggunakan senjata api.”
Sebuah sumber yang memahami penyelidikan menyebut kepada AFP bahwa setidaknya lima drone terdeteksi di atas pangkalan pada pukul 18.30 GMT. Operasi pertahanan udara dan pencarian langsung digencarkan oleh batalion marinir yang menjaga kawasan itu.
Juru bicara prefektur maritim setempat, Guillaume Le Rasle, memastikan bahwa “infrastruktur sensitif tidak terancam” akibat penetrasi udara tak dikenal tersebut.
Pangkalan Ile Longue merupakan lokasi vital yang menyimpan empat kapal selam rudal balistik nuklir Prancis: Le Triomphant, Le Temeraire, Le Vigilant, dan Le Terrible, dengan setidaknya satu kapal selam selalu berpatroli di lautan sebagai komponen pencegahan nuklir.
Pengamanan di area ini tercatat sangat ketat, dengan 120 petugas kepolisian maritim dan personel Marinir yang selalu bersiaga.
Menteri Pertahanan Prancis Catherine Vautrine menegaskan kepada televisi TF1 bahwa larangan penerbangan di atas pangkalan militer berlaku mutlak di seluruh wilayah Prancis. Ia memuji respons cepat pasukan di lokasi.
“Aduan telah diajukan, penyelidikan sedang dilakukan, dan penyelidikan inilah yang akan menentukan apa sebenarnya motif di balik penerbangan di atas area tersebut,” ucap Vautrine.
Hingga berita ini diturunkan, motif, operator, dan teknologi yang digunakan drone misterius tersebut masih menjadi misteri besar yang mengguncang sistem keamanan Eropa. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan