71 Titik Panas Muncul, Kalteng Perketat Siaga Karhutla

PALANGKA RAYA – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Kalimantan Tengah (Kalteng) setelah terdeteksi 71 titik panas atau hot spot pada 23 September 2025. Dari jumlah itu, tercatat 7 kejadian karhutla yang telah menghanguskan lahan seluas 7,46 hektare.

Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPB-PK Kalteng, Indra Wiratama, menegaskan pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi.

“Sesuai prediksi BMKG keadaan panas ini dikarenakan equinox dan geografis Kalteng yang berada di daerah garis equator jadi terdampak keadaan tersebut,” ujarnya, Rabu (24/09/2025).

Indra menjelaskan, fenomena panas ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga akhir September 2025. Oleh sebab itu, BPB-PK bersama BPBD di seluruh wilayah Kalteng memperketat pemantauan titik api. “Melalui aplikasi Sipongi dan laporan Pusdalops serta rapat koordinasi untuk monev kejadian bencana dan rencana operasi yang dilaksanakan setiap hari,” tambahnya.

Selain pemantauan, langkah preventif juga diperkuat. Sosialisasi bahaya karhutla digencarkan melalui leaflet, baliho, media cetak, siaran radio, hingga tatap muka langsung dengan masyarakat. Peringatan dini terkait kondisi cuaca dan potensi mudah terbakar juga rutin disampaikan melalui grup Whatsapp peringatan dini se-Kalteng.

Tak hanya itu, BPBD menyiapkan Masyarakat Peduli Api (MPA) dengan membentuk 75 pos lapangan. Relawan MPA dilatih khusus agar mampu membantu petugas dalam kesiapsiagaan maupun pemadaman ketika kebakaran terjadi.

“Pengendalian di lapangan dengan pembentukan 75 pos lapangan dengan memberdayakan MPA,” terang Indra.

Indra menegaskan bahwa penanganan karhutla tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata. Kolaborasi semua elemen sangat diperlukan, termasuk masyarakat, dunia usaha, akademisi, hingga media. “Serta pemberdayaan seluruh komponen pentahelix seperti pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media,” tukasnya.

Dengan sistem siaga tersebut, diharapkan potensi meluasnya karhutla dapat ditekan. Aparatur dan masyarakat diminta untuk waspada, terutama karena kebakaran lahan gambut berpotensi menimbulkan kabut asap yang berdampak pada kesehatan, aktivitas ekonomi, hingga transportasi udara.

Pemerintah daerah menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan, mengingat setiap musim kemarau Kalteng selalu berada dalam posisi rawan. Kesadaran masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar menjadi kunci pencegahan utama. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com