Covid-19 Kembali Naik di Singapura dan Hong Kong, Lansia Jadi Kelompok Rentan

SINGAPURA — Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di Singapura dalam beberapa pekan terakhir. Kementerian Kesehatan negara tersebut menyebut bahwa peningkatan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh penurunan imunitas dalam populasi serta cakupan vaksinasi penguat (booster) yang masih rendah, terutama di kalangan lanjut usia.

Data resmi menunjukkan bahwa dalam periode sepekan hingga 3 Mei 2025, tercatat sekitar 14.200 kasus baru Covid-19, meningkat dari 11.100 kasus pada pekan sebelumnya. Selain itu, jumlah rata-rata pasien rawat inap harian juga mengalami kenaikan, dari 102 menjadi 133 orang. Meskipun demikian, pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) justru mengalami sedikit penurunan, dari rata-rata tiga menjadi dua kasus per hari.

Kementerian Kesehatan Singapura menyampaikan bahwa hingga saat ini, tidak terdapat bukti bahwa varian virus yang sedang beredar memiliki tingkat keparahan atau kemampuan penularan yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya. “Tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian Covid-19 yang beredar sebelumnya,” demikian isi pernyataan resmi yang dikutip dari Media, Senin (19/05/2025).

Pihak kementerian juga menjelaskan bahwa gelombang kasus seperti ini kemungkinan akan terus terjadi secara berkala, sebagaimana yang lazim pada penyakit pernapasan endemik lainnya. “Seperti halnya penyakit pernapasan endemik lainnya, gelombang Covid-19 berkala diperkirakan akan terjadi sepanjang tahun,” ujar Kemenkes.

Sementara itu, Hong Kong mengalami situasi serupa. Berdasarkan hasil pengawasan limbah, ditemukan adanya peningkatan keberadaan virus SARS-CoV-2 di tengah masyarakat. Proporsi sampel pernapasan yang positif terhadap Covid-19 meningkat menjadi 13,66 persen hingga 10 Mei 2025, dari sebelumnya 6,21 persen empat pekan sebelumnya.

Kementerian Kesehatan Hong Kong melaporkan bahwa terdapat 81 kasus dengan gejala parah dan 30 kematian, sebagian besar dialami oleh pasien lanjut usia yang memiliki riwayat penyakit penyerta. Lonjakan ini menandai adanya tantangan baru dalam pengelolaan kesehatan masyarakat, terutama di kalangan kelompok rentan.

Meskipun angka rawat inap kritis masih terbilang rendah, lonjakan infeksi tetap menjadi perhatian serius bagi otoritas kesehatan di kawasan tersebut. Strategi vaksinasi, perlindungan kelompok rentan, dan pengawasan ketat terhadap data epidemiologis menjadi bagian penting dalam menanggapi situasi yang masih terus berkembang ini. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com