GELOMBANG tinggi terjadi di perairan laut di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Sejumlah speed boat yang biasa mengangkut penumpang di Nunukan dan Tarakan pun terganggu. Selain ada yang menunda keberangkatan, ada pula yang memutar haluan mencari jalur alternatif.
Seperti halnya yang dilakukan nahkoda speed boat rute pelayaran Nunukan-Tarakan dan sebaliknya harus mengubah jalur melalui sungai untuk menghindari gelombang yang besar. Gelombang laut yang mencapai ketinggian lebih 3 meter, memaksa mereka menghindari jalur laut atau biasa disebut jalur luar.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dermaga Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung, Lisman mengatakan, membludaknya penumpang mudik menjelang Idul Fitri, membuat pihak pelayaran harus tetap melayani para penumpang.
“Tidak tutup, tetap beroperasi. Mungkin di bawah kan kondisi air laut tinggi. Ketinggian kurang lebih 3 sampai 4 meter. Jadi nahkoda lewat dalam, tidak lewat luar. Tidak ada speedboat yang berani lewat luar karena kondisi ombak yang agak tinggi,” ujarnya.
Dia mengatakan, meskipun harus melalui jalur sungai, speedboat tetap akan melintasi gelombang yang besar saat pertemuan Nunukan dan Tarakan. “Saya dapat informasi bahwa semua speedboat ini tibanya di Juwata Laut. Karena nahkoda pertimbangannya menghindari cuaca buruk ini. Nanti sambung naik darat. Ini untuk mengantisipasi ombak besar juga,” ujarnya.
TENGKAYU I DISIDAK
Sementara di Pelabuhan Tengkayu I, Tarakan, dikabarkan keberangkatan sejumlah speed boat ditunda akibat gelombang laut yang tinggi. Mendapatkan informasi itu, Walikota Tarakan Sofian Raga yang didampingi Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Djamaluddin secara mendadak langsung meninjau Pelabuhan Tengkayu I, Senin (6/7).
Orang nomor satu di Kota Tarakan ini melihat langsung situasi yang terjadi di Pelabuhan Tengkayu I. Sofian melihat banyak penumpang dan barang yang bertumpuk di ruang terminal keberangkatan. “Melihat ini saya sudah koordinasikan dengan pihak terkait, mulai dari KSOP, dinas perhubungan, pengelola pelabuhan hingga para agen speedboat untuk memperhatikan keselamatan penumpang, karena kondisi cuaca yang sedang tidak bersahabat,” ucapnya.
Sofian mengatakan, ia telah meminta kepada unsur pihak terkait, untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan life jaket (pelampung) bagi penumpang maupun kru speedboat. “Semua penumpang dan kru speedboat wajib menggunakan pelampung. Kalau tidak menggunakan pelampung, speedboat jangan diberangkatkan,” tuturnya.
Menurut Sofian, apabila masih ada speedboat yang jumlah pelampungnya masih kurang dari jumlah penumpang wajib menyediakannya. “Saya minta kepada agen speedboat yang masih kurang jumlah pelampungnya untuk ditambah. Saya juga sudah sampaikan kepada KSOP untuk selalu melakukan pengawasan penggunaan pelampung di speedboat,” katanya.
Sofian mengatakan, ia juga meminta kepada tim petugas yang melakukan pengawasan agar mengawasi komunikasi radio dengan nahkoda speedboat. “Jadi tidak hanya handphone saja yang dimiliki nahkoda, tapi juga radio khusus, sehingga dimana pun berada dan kapan pun dapat terus memberikan laporan,” ujarnya. [] TBK