MULAI sekarang, para pengguna media sosial tampaknya harus jeli dan jangan terlalu senang dulu jika jumlah follower atau yang menyukai jumlahnya banyak. Karena di antara penyuka itu, bisa-bisa bukan manusia, melainkan aplikasi robot.
Hal tersebut terbukti di media sosial Instagram. Saat ini, Instagram memang punya ratusan juta pengguna aktif di seluruh dunia, tapi 24 juta di antaranya ternyata hanya sebuuah akun yang dikendalikan oleh mesin.
Akun-akun robot tersebut ditemukan oleh Andrea Stroppa, blogger asal Amerika Serikat yang mengaku telah meneliti lebih dari 10 juta akun Instagram secara acak. Ia membuktikan bahwa 7,9 persen di antaranya bukan dikendalikan oleh manusia.
Akun-akun tersebut tampaknya sengaja dibuat oleh oknum tertentu untuk diperjualbelikan. Bisa untuk meningkatkan jumlah followers, memberi tanda suka pada suatu merek, atau seleberiti.
“Saya rasa sudah saatnya Instagram untuk lebih transparan, karena mereka sedang memiliki masalah spambot yang cukup serius,” kata Stroppa.
Spambot sendiri bisa diartikan sebagai robot yang berupa program dengan sejumlah perintah sederhana, misalnya menyebarkan pesan tertentu di akun yang dituju. Program ini diciptakan untuk bisa bekerja secara otomatis.
Spambot juga dibuar semirip mungkin dengan akun manusia, sehingga tak sedikit pengguna yang akan terkecoh dengan aktivitasnya.
“Mereka (Instagram) menjual iklan, dan sudah sepantasnya mereka memberikan data yang akurat pada investor dan pemasang iklan,” lanjut Stroppa, dikutip dari Vice, Selasa (7/7).
Juru bicara Instagram menolak untuk mengomentari hal tersebut. Ia hanya menegaskan bahwa Instagram telah menerapkan sistem proteksi anti spambot yang berjalan secara otomatis dan manual. Sistem ini juga dipakai oleh Facebook. [] CI