BARITO KUALA – Upaya peningkatan ketahanan pangan kembali diperkuat di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan. Melalui kerja sama antara kelompok petani dan pemerintah, Brigade Pangan (BP) Lestari di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, memulai penanaman padi di atas lahan pertanian seluas 10 hektare, Kamis (19/06/2025).
Momentum awal tanam ini ditandai dengan syukuran bersama dan dihadiri langsung oleh Bupati Batola H. Bahrul Ilmi, bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Batola. Penanaman dilakukan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) jenis transplanter bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI, serta dilakukan juga secara manual oleh para petani.
Ketua BP Lestari, Rapii, menyampaikan bahwa penanaman awal mencakup lahan seluas 3 hektare, dan secara bertahap akan diperluas menjadi 10 hektare. Tiga varietas padi unggul yang ditanam adalah Siam Kabul, Siam Madu, dan BP 42, seluruhnya berasal dari bantuan pemerintah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi dan Kementan.
“Varietas yang kami tanam memiliki keunggulan dari sisi produktivitas dan masa panen yang lebih singkat. Ini penting untuk mengantisipasi risiko seperti banjir atau serangan hama,” terang Rapii.
BP Lestari, yang beranggotakan 15 orang petani, kini mengelola sejumlah alsintan modern, termasuk satu combine harvester, satu transplanter, dan empat hand traktor. Dengan alat ini, efisiensi kerja petani meningkat signifikan, mulai dari pengolahan tanah hingga masa panen.
“Kami ingin menciptakan sistem pertanian yang lebih modern dan produktif, demi mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah,” tambahnya.
Kepala Dinas PTPH Batola, Ir. Murniati, MP, juga menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif BP Lestari. Pihaknya tidak hanya menyediakan bantuan bibit, tetapi juga pendampingan teknis agar hasil panen bisa maksimal.
“Ini adalah contoh sinergi yang baik antara petani dan pemerintah. Bibit yang digunakan adalah varietas unggul yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan serangan hama, serta memberikan hasil panen dalam waktu lebih singkat,” pungkas Murniati.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal, sekaligus menjadi model pemberdayaan petani berbasis teknologi yang dapat direplikasi di wilayah lain di Kalimantan Selatan. [] Adm04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan