JAKARTA – Keberadaan militer Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah tak lepas dari sejarah panjang intervensi yang dilakukan Washington di wilayah tersebut. Mulai dari Perang Teluk 1990, invasi Irak, penggulingan rezim Moammar Khadafi di Libya, hingga ketegangan terbaru dengan Iran—semua melibatkan kehadiran militer AS yang ditopang oleh jaringan pangkalan strategis.
Mengutip Thenews.com, saat ini ribuan personel militer AS masih ditempatkan di berbagai pangkalan di Timur Tengah. Seluruh fasilitas tersebut beroperasi di bawah komando US Central Command (Centcom), memperkuat kehadiran Amerika di kawasan yang menjadi titik panas geopolitik dunia.
Bahrain
Negara kecil di Teluk Persia ini menjadi pusat kekuatan Angkatan Laut AS. Armada Kelima dan markas besar Komando Pusat Angkatan Laut AS bermarkas di Aktivitas Dukungan Angkatan Laut Bahrain. Pelabuhan laut dalamnya dapat menampung kapal induk dan kapal perang AS, menjadikannya salah satu pangkalan utama sejak 1948.
Irak
Meski hubungan pemerintah Irak lebih dekat ke Iran, AS masih mempertahankan kehadiran militer di negara itu. Sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di berbagai pangkalan, termasuk Al-Asad dan Arbil, sebagai bagian dari koalisi internasional melawan ISIS. Baghdad dan Washington pun sepakat untuk menarik pasukan secara bertahap.
Kuwait
Kamp Arifjan menjadi markas utama komponen Angkatan Darat AS di Kuwait. Selain itu, Pangkalan Udara Ali al-Salem berfungsi sebagai pusat pengangkutan udara utama, dengan pesawat tempur dan drone MQ-9 Reaper yang siap operasional. Negara ini menjadi salah satu simpul logistik penting bagi operasi militer AS di kawasan.
Qatar
Di Pangkalan Udara Al Udeid, AS mengerahkan pesawat tempur, pesawat pengangkut, dan drone dalam mendukung operasi di Timur Tengah. Pangkalan ini menjadi komponen utama Centcom, sekaligus markas Wing Ekspedisi Udara ke-379, yang menangani misi intelijen, pengisian bahan bakar udara, dan pengintaian.
Suriah
Meski AS berencana mengurangi jumlah pasukannya di Suriah, Pentagon masih mempertahankan kehadiran di beberapa lokasi sebagai bagian dari koalisi anti-ISIS. Pada April lalu, Pentagon mengumumkan rencana pengurangan pasukan hingga di bawah 1.000 personel.
Uni Emirat Arab
Pangkalan Udara Al Dhafra di UEA menampung Wing Ekspedisi Udara ke-380, dengan berbagai pesawat tempur dan drone MQ-9 Reaper. Selain itu, pangkalan ini juga berfungsi sebagai lokasi latihan pertahanan udara dan rudal bersama negara-negara sekutu di Teluk.
Dengan jaringan pangkalan militer yang tersebar di sejumlah negara, AS tetap mempertahankan pengaruh strategisnya di Timur Tengah. Keberadaan militer Washington di kawasan ini kerap menjadi bahan kritik, tetapi juga dipandang sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas di tengah konflik yang terus berkecamuk. []
Admin 02
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan