Banjir Bandang Kembali Hantui Petani Sungaibakar

TANAH LAUT – Banjir bandang yang menerjang Desa Sungaibakar, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan pada Sabtu sore (28/6/2025), menyisakan kerugian besar bagi warga, khususnya para petani yang menggantungkan hidup dari kebun di tepi sungai. Tidak hanya merusak infrastruktur, banjir tersebut juga memporakporandakan lahan pertanian produktif yang sedang menjelang panen.

Pantauan di lokasi pada Minggu (29/6/2025), kerusakan parah terlihat di area RT 3 Dusun 1, terutama kebun-kebun yang berada langsung di tepian aliran sungai. Salah satunya adalah kebun milik Didiyani, yang menerapkan sistem tumpang sari dengan menanam sayur, pepaya, dan sawit. “Padahal terongnya sudah mulai berbuah, persiapan hendak dipanen. Tapi keduluan tersapu banjir bandang, habis semua,” ujar Didiyani saat ditemui di lokasi kebunnya.

Tanaman-tanaman seperti terong, cabai, dan pepaya yang tumbuh subur beberapa hari sebelumnya kini roboh diterjang arus deras dan tertimbun lumpur. Bahkan batang pepaya yang sudah setinggi tiga meter tak luput dari terjangan banjir. Cabai yang baru berusia beberapa pekan pun ikut rusak.

Didiyani mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen dari luas kebunnya yang mencapai 15 borong atau hampir setengah hektare mengalami kerusakan. Ia menyebut meskipun beberapa tanaman mungkin masih bisa ditegakkan kembali, namun hasilnya tidak akan maksimal.

“Didirikan lagi dengan turus memang masih bisa hidup. Tapi hasilnya tidak akan baik lagi karena unsur haranya juga hilang tersapu banjir. Jadi, lebih baik menanami kembali,” tandasnya.

Lebih menyedihkan, beberapa hari sebelumnya ia juga baru menanam jagung di sebagian lahan. Tanaman muda itu belum sempat tumbuh sempurna dan kini musnah sebelum sempat menunjukkan tunas.

Selain kebunnya sendiri, Didiyani menuturkan bahwa lahan milik petani lain di sekitar tepian sungai juga bernasib sama. Bahkan kebun kelapa sawit milik kepala desa pun turut terdampak banjir bandang.

Kondisi ini mengingatkan warga pada kejadian serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Tokoh muda Sungaibakar yang akrab disapa Didi menyebut peristiwa banjir bandang serupa pernah melanda wilayah tersebut pada tahun 2017 dan 2021, dengan tingkat kerusakan yang nyaris sama.

Dampak banjir tidak hanya memukul sektor pertanian, tapi juga merusak fasilitas di dua lokasi wisata sekitar Kecamatan Bajuin. Sebelumnya diberitakan, sepuluh warung milik warga di kawasan wisata turut hanyut terbawa derasnya arus. BPBD Tanahlaut masih terus memantau debit air Sungai Asamasam guna mengantisipasi banjir susulan.

Kerugian yang diderita para petani di Sungaibakar ini membuka kembali wacana pentingnya perlindungan lahan pertanian dari bencana hidrometeorologi serta perbaikan sistem tanggul atau kanal penahan air di sekitar bantaran sungai. Harapan warga kini tertuju pada bantuan pemulihan dan pendampingan pemerintah agar mereka dapat kembali bangkit dan menanam. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com