Gelombang Panas Meluas, IFRC Desak Kesiapsiagaan Bencana

PARIS – Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) menyerukan perubahan pendekatan dalam menghadapi meningkatnya risiko kebakaran hutan yang disebabkan oleh gelombang panas di Eropa. Organisasi kemanusiaan ini menilai bahwa pendekatan responsif yang selama ini dilakukan tidak lagi cukup, dan mendorong pengambil kebijakan untuk mengedepankan kesiapsiagaan sebagai strategi utama dalam menghadapi ancaman bencana iklim.

“Gelombang panas dan kebakaran hutan bukan lagi peristiwa yang terisolasi; keduanya menjadi kenyataan baru bagi jutaan orang di seluruh Eropa,” kata Birgitte Bischoff Ebbesen, Direktur Regional IFRC untuk Eropa. Ia menyoroti bahwa situasi ini telah berulang setiap musim panas dengan dampak yang semakin memburuk. “Setiap musim panas, kita melihat kematian yang sebenarnya dapat dicegah, hilangnya mata pencaharian, dan dampak pada kesehatan masyarakat. Gelombang panas menjadi lebih mematikan, kebakaran semakin intens, dan orang-orang yang paling berisiko sering kali paling tidak siap,” lanjutnya.

Seruan ini muncul di tengah laporan terkini mengenai kebakaran hutan yang telah melanda sejumlah wilayah di Eropa selatan. Di kota Izmir, wilayah Aegean, Turki, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari 100 rumah mengalami kerusakan akibat kebakaran. Sementara itu, di pulau Kreta, Yunani, lebih dari 5.000 orang termasuk wisatawan terpaksa dievakuasi. Kebakaran juga memicu evakuasi di wilayah timur Jerman.

“Ada kebutuhan mendesak untuk beralih dari respons reaktif ke kesiapsiagaan proaktif. Jika kita lebih siap, kita bisa menyelamatkan nyawa,” ujar Ebbesen. IFRC mendorong agar pemerintah dan masyarakat berinvestasi dalam sistem peringatan dini, pelayanan kesehatan yang tangguh, dan strategi adaptasi iklim sebagai langkah mitigasi jangka panjang terhadap krisis iklim yang terus memburuk.

Di sejumlah negara, tim relawan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah diterjunkan untuk memberikan dukungan kemanusiaan. Di Yunani, para relawan bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran untuk memberikan pertolongan pertama dan layanan kesehatan darurat kepada para pengungsi. Di Turki, tim Bulan Sabit Merah menyediakan makanan, air, dan perlengkapan bantuan lainnya. Sementara di Makedonia Utara, relawan turun langsung ke lapangan untuk mendistribusikan air dan perlindungan dari panas matahari kepada para migran yang terdampak suhu ekstrem.

Melalui pernyataannya, IFRC memperingatkan bahwa kondisi ini baru merupakan awal dari musim panas yang panjang dan berisiko tinggi. Organisasi tersebut berharap upaya kesiapsiagaan dapat segera diperkuat guna mengurangi kerugian jiwa dan dampak sosial yang lebih luas di masa mendatang.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com