Kasus Gigitan Hewan Rabies di Sanggau Tembus 1.137

SANGGAU – Kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menunjukkan lonjakan yang cukup signifikan sepanjang semester pertama tahun ini. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau, jumlah kasus yang tercatat dari Januari hingga Juni 2025 mencapai 1.137 kejadian.

Tingginya angka tersebut mengindikasikan bahwa ancaman rabies masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian lebih serius. Penularan virus rabies melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, dan kera dapat berdampak fatal apabila tidak segera ditangani.

“Dari 1.137 kasus, lima orang meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sanggau, Ambius Anton, pada Jumat (5/7/2025) siang.

Anton menyebutkan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal dalam melakukan vaksinasi terhadap hewan penular rabies (HPR) sebagai langkah pencegahan. Namun, keterbatasan jumlah vaksin menjadi hambatan utama dalam program pengendalian rabies tahun ini.

“Disbunnak Kabupaten Sanggau hanya memiliki 2.600 dosis vaksin untuk hewan penular rabies,” katanya.

Apabila dibandingkan dengan data populasi HPR yang tercatat pada tahun 2024, yakni sebanyak 53.488 ekor di 15 kecamatan, maka jumlah dosis yang tersedia sangat jauh dari kebutuhan ideal. Menurut perhitungan para ahli kesehatan hewan, untuk mengendalikan penyebaran rabies secara efektif, setidaknya 70 persen dari total populasi HPR harus mendapatkan vaksinasi setiap tahun.

“Karena saat ini vaksin kita sudah habis. Jadi kita belum melakukan vaksin lagi,” pungkasnya.

Kondisi ini menandakan bahwa Kabupaten Sanggau masih sangat rentan terhadap penyebaran virus rabies, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki populasi hewan peliharaan tinggi dan akses pelayanan kesehatan terbatas. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengatasi kekurangan vaksin serta memperluas cakupan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi hewan secara berkala.

Dengan meningkatnya kasus GHPR dan keterbatasan sumber daya vaksinasi, sinergi antara pemerintah, masyarakat, serta organisasi kesehatan hewan menjadi krusial untuk menekan risiko penularan rabies di masa mendatang.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com