KUTAI KARTANEGARA – Lima bulan sudah kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dilantik. Meskipun tak mengantongi anggaran, namun bukan berarti KONI Kukar tak bekerja. Bahkan, kerja-kerja KONI di bawah kendali Ria Handayani ini berhasil menorehkan prestasi sejumlah cabang olahraga (Cabor). Koordinator wilayah (Korwil) di tingkat kecamatanpun berhasil dibentuk.
Menurut Ketua KONI Kukar, Ria Handayani, didampingi sejumlah pengurusnya, belum lama ini, sejumlah turnamen dan kejuaraan daerah (Kejurda) sukses diikuti dan menempatkan atlet-atlet asal Kukar sebagai juara umum, di antaranya dari cabor dayung dan judo.
Di kepengurusan KONI Kukar yang baru ini, sesuai visi yang diusung ketuanya, Ria Handayani, pembinaan terhadap atlet lokal digiatkan di setiap kecamatan dengan dibentuk koordinator olahraga dan program di setiap kecamatan. Pembentukan koordinator wilayah ini belum ada di kepengurusan sebelumnya.
“Supaya lebih efektif dalam pembinaan terhadap atlet lokal, kami membentuk koordinator wilayah olahraga di setiap kecamatan. Dari 18 kecamatan yang ada di Kukar, sampai saat ini baru tujuh yang terbentuk,” ungkap Ria Handayani saat ditemui di kantornya, di Tenggarong.
Belum semua kecamatan dibentuk korwil olahraga itu, menurut Ria, tidak lain karena faktor kendala pendanaan. “Di tahun ini dana hibah dari pemerintah daerah (Pemda) sepeserpun tidak ada. Hingga sekarang kegiatan bisa berjalan karena biaya disokong Dinas Pemuda dan Olahraga. Itupun masih banyak kendala dengan mekanisme keuangan yang ada di SKPD (satuan kerja perangkat daerah, red),” papar Ria.
Sesuai dengan UU No 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan dan PP No 18 Tahun 2007 tentang pendanaan keolahragaan seharusnya pemerintah mengalokasikan dana untuk kami agar program berjalan sesuai rencana dan kesejahteraan atlit lebih terjamin. “Karena kendala paling utama di pendanaan, makanya tahun ini kami mengusulkan pada APBD perubahan,“ ujar Ria. [] Mustakim