BEIJING – Di tengah padatnya lalu lintas Beijing, seorang pengemudi ojek daring (ojol) pengantar makanan mencuri perhatian publik. Bukan karena kecepatan antarannya, melainkan latar belakang pendidikannya yang luar biasa. Pria itu bernama Ding Yuanzhao, 39 tahun, lulusan berbagai universitas terkemuka dunia, termasuk Universitas Oxford di Inggris.
Ding menjadi sorotan setelah membagikan video di media sosial yang memberi semangat kepada siswa-siswa Tiongkok yang baru saja menyelesaikan ujian nasional gaokao, ujian masuk universitas paling kompetitif di China. Dalam pesannya, ia menyampaikan refleksi mendalam mengenai arti pencapaian.
“Jika Anda belum mencapai hasil yang baik, jangan pesimis atau berkecil hati. Jika Anda telah berhasil, ingatlah bahwa usaha kebanyakan orang tidak terlalu berpengaruh,” ujarnya dalam video yang dikutip dari South China Morning Post, Rabu (9/7/2025).
Lahir di Provinsi Fujian, China Tenggara, Ding lulus dari Universitas Tsinghua dengan gelar sarjana kimia. Ia kemudian melanjutkan pendidikan magister di bidang teknik energi di Universitas Peking. Tak berhenti di sana, ia meraih gelar doktor di bidang biologi dari Nanyang Technological University, Singapura, dan gelar magister keanekaragaman hayati dari Universitas Oxford.
Ding juga sempat menjalani riset pascadoktoral di Universitas Nasional Singapura (NUS), namun kontraknya berakhir pada Maret 2024. Meskipun telah melamar berbagai posisi dan menjalani lebih dari 10 wawancara, ia tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan latar akademisnya.
Sebagai bentuk pragmatisme dan tanggung jawab terhadap keluarga, Ding memilih bekerja sebagai pengantar makanan. Di Singapura, ia bekerja 10 jam sehari dengan penghasilan mingguan sekitar SGD700 atau Rp8,8 juta.
“Ini pekerjaan yang stabil. Saya bisa menghidupi keluarga dengan penghasilan ini. Jika kita bekerja keras, kita bisa mendapatkan penghasilan yang layak. Ini bukan pekerjaan yang buruk,” ungkapnya.
Ding yang gemar berolahraga juga merasa pekerjaannya justru memberinya keuntungan fisik. “Salah satu keuntungan mengantar makanan adalah kita bisa berolahraga sekaligus,” ujarnya.
Ketika ditanya mengapa tidak memilih jalur pendidikan sebagai guru privat, ia menjawab jujur. “Saya terlalu malu untuk mencari pelanggan sendiri,” kata Ding.
Setelah beberapa bulan bekerja di Singapura, Ding kembali ke tanah air. Kini ia menjadi pengemudi ojol di Beijing dan bekerja untuk Meituan, salah satu platform layanan pengantaran terbesar di China.
Kisah hidup Ding menjadi cermin bahwa kecemerlangan akademis tak selalu menjamin jalur karier yang mudah. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan keikhlasan dalam memilih jalan hidup, ia justru memberi inspirasi tentang martabat kerja dan ketekunan.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan