TANJUNG SELOR – Rencana pembangunan sport center oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) masih menemui jalan terjal. Mimpi untuk memiliki pusat pelatihan atlet terpadu terpaksa tertunda akibat terbatasnya alokasi anggaran, sehingga berdampak langsung terhadap proses pembinaan atlet lokal.
Melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltara, pemerintah daerah sebenarnya telah menyiapkan lahan seluas 5 hingga 8 hektare di Kilometer 2 (KM2) kawasan Kota Baru Mandiri (KBM), Desa Seriang. Di atas lahan tersebut direncanakan berdiri fasilitas lengkap untuk 37 cabang olahraga, termasuk asrama atlet dan pelatih.
Namun, keterbatasan fiskal menjadi batu sandungan utama. Kepala Bidang Olahraga Dispora Kaltara, Muhammad Husni, menyebutkan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak dapat mengalokasikan dana sebesar yang dibutuhkan untuk pembangunan fasilitas tersebut.
“Kemarin hasil pertemuan antara Pak Gubernur, Pak Kadis dan Kemenpora karena anggarannya cukup besar dan saat ini juga terkendala efisiensi. Jadi berdasarkan arahan Pak Kemenpora akan dialihkan ke Kementerian PU,” katanya, Kamis (10/7/2025).
Pembangunan sport center diperkirakan memerlukan anggaran hingga Rp30 miliar, sedangkan Kemenpora hanya mampu mengalokasikan dana maksimal Rp3 miliar.
“Untuk saat ini progres pembangunan sport center terpaksa mandek. Saat ini juga kita masih komunikasi dengan Kemenpora untuk mendapatkan rekomendasi agar bisa mengajukan ke Kementerian PU,” jelas Husni.
Mandeknya proyek tersebut berimbas pada keterbatasan tempat latihan bagi atlet, terutama mereka yang tengah menjalani pemusatan latihan cabang (Puslatcab) maupun daerah (Puslatda). Infrastruktur yang memadai menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan regenerasi atlet dan peningkatan prestasi olahraga Kaltara di tingkat nasional.
“Nanti di sana kita juga akan bangunan asrama atlet juga pelatih. Jadi untuk Pusat Latihan Cabang (Puslatcab) maupun Puslatda kita pusatnya di sana,” pungkasnya.
Sejumlah pelatih dan atlet berharap agar pembangunan sport center dapat segera direalisasikan. Mereka menilai fasilitas tersebut penting untuk menyetarakan peluang atlet Kaltara dengan provinsi lain yang lebih dulu memiliki pusat pelatihan modern. Tanpa itu, kualitas latihan tetap tertinggal dan peluang meraih prestasi menjadi kian berat.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan