LONDON – Perekonomian Inggris kembali mengalami penyusutan secara tak terduga pada Mei 2025. Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (Office for National Statistics/ONS) pada Jumat (11/07/2025), produk domestik bruto (PDB) negara tersebut tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen secara bulanan.
Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh melemahnya sektor produksi yang tercatat menurun hingga 0,9 persen, serta sektor konstruksi yang turun 0,6 persen. Kondisi ini dinilai dapat memberikan tekanan tambahan bagi Menteri Keuangan Rachel Reeves yang sebelumnya telah menegaskan komitmennya untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan defisit anggaran negara.
Data ini muncul setelah Inggris mengalami kontraksi yang lebih tajam pada April 2025 sebesar 0,3 persen. Bulan tersebut ditandai dengan mulai berlakunya kenaikan pajak domestik serta pengumuman tarif dagang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menargetkan sejumlah mitra dagang utama. Kebijakan perdagangan yang proteksionis tersebut menyebabkan guncangan di pasar global dan menciptakan ketidakpastian yang meluas dalam iklim usaha.
“Inggris dikenakan tarif timbal balik sebesar 10% dari Trump meskipun memiliki hubungan perdagangan yang kurang lebih seimbang dengan AS dalam hal pertukaran barang, meskipun mengalami surplus besar dalam hal jasa,” menurut data perdagangan ONS untuk tahun 2024 yang dikutip CNBC International.
Di tengah situasi tersebut, Inggris berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat, menjadi negara pertama yang melakukannya di antara sekutu-sekutu Barat lainnya. Namun demikian, Inggris masih menghadapi negosiasi yang alot dengan mitra dagang lainnya, termasuk Uni Eropa yang belum merampungkan kesepakatan perdagangan dengan Washington.
Meskipun pemerintah menyambut baik kesepakatan perdagangan dengan AS, tantangan ekonomi dalam negeri masih membayangi. Ekspansi PDB sebesar 0,7 persen pada kuartal pertama tahun ini, yang diyakini sebagai dampak dari lonjakan aktivitas ekonomi sebelum pemberlakuan tarif dagang oleh AS, diperkirakan tidak akan terulang dalam triwulan berikutnya.
Estimasi awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal kedua dijadwalkan akan dirilis pada 14 Agustus 2025. Sejumlah ekonom telah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris akan terus melambat hingga akhir tahun di tengah melemahnya pasar tenaga kerja dan masih tingginya ketidakpastian terhadap arah kebijakan ekonomi global.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan