BALIKPAPAN – Dua kali kebakaran yang terjadi di Pasar Inpres, Balikpapan Barat, tahun ini menimbulkan keprihatinan. Kebakaran pertama pada 6 Januari menghanguskan 135 kios. Senin (7/9) lalu kebakaran menghanguskan 18 kios. Sehingga nyaris separuh Pasar Inpres dipenuhi puing dan tembok yang menghitam bekas kebakaran.
Kabar ini rupanya telah sampai ke telinga Komisaris PT Gusher Mitra Sejahtera (GMS) Agung Laksamana. PT GMS sudah beberapa kali audiensi dengan pedagang baik secara langsung maupun difasilitasi pemkot. Terhitung sudah lima kali PT GMS melakukan perubahan desain demi mengakomodasi masukan dari para pedagang.
Namun, tetap saja tak terealisasi hingga sekarang karena penolakan dari pedagang. Terakhir kali desain terbaru ditawarkan pada 2013, tapi tetap diwarnai pro dan kontra. Pemkot sebagai pemilik lahan Pasar Inpres nyatanya juga tak bisa berbuat banyak.
“Saya juga baru saja mendengar kabar tersebut (kebakaran). Bagaimanapun kami merasa prihatin dengan kondisi itu,” kata Agung ketika dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon, Rabu (9/9).
Ia menambahkan, sebulan lalu tim dari PT GMS sejatinya telah melakukan mediasi dengan pedagang. Pedagang sudah mulai membuka diri dan bersedia lokasi mereka berjualan direvitalisasi.
“Entah karena iklim ekonomi global yang seperti ini, atau karena kios mereka terbakar, atau karena menyadari umur bangunan yang sudah tidak layak. Pada dasarnya, ketika mereka bersedia direvitalisasi, kami siap,” tambahnya.
Dengan kata lain, PT GMS hanya akan menanamkan investasinya jika sudah tak ada lagi pro dan kontra dari pedagang. Revitalisasi Pasar Inpres sebetulnya satu paket dengan pembangunan Plaza Kebun Sayur (Bunsay) yang juga dilakukan PT GMS. Pengerjaannya dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah pembangunan Plaza Bunsay. Pedagang yang tahu kondisi di Plaza Bunsay sepi lantas menolak revitalisasi di Pasar Inpres. Sehingga revitalisasi pasar yang seharusnya dilakukan sebagai tahap II tak terealisasi hingga sekarang. “Saya juga mendengar ada investor A dan investor lainnya mau masuk. Menurut kami hak untuk merevitalisasi dan pengelolaannya masih ada pada kami,” imbuhnya.
Agung mengaku, dalam pekan ini akan ke Balikpapan untuk kembali melakukan mediasi dengan pedagang dan pemkot.
Konsep yang ditawarkan masih menggunakan konsep tahun 2013 lalu dengan perbaikan-perbaikan untuk mengakomodasi masukan pedagang. “Yang jelas kalau pasar itu sudah direvitalisasi akan menjadi ikon bagi Balikpapan. Dan untuk Balikpapan bisa dibilang pengembangan sudah tuntas,” pungkasnya. [] ANT