Sekda Banjar: Data Akurat Kunci Strategi Penanggulangan Bencana

BANJARBARU – Dalam rangka menyiapkan dasar perencanaan program dan penganggaran pembangunan Kabupaten Banjar tahun 2026, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Perhitungan Mandiri Indeks Ketahanan Daerah (IKD) Tahun 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Roditha Banjarbaru, Kamis pagi (24/7/2025).

Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, HM Hilman, saat membuka kegiatan tersebut, menegaskan bahwa IKD yang terdiri dari 71 indikator merupakan alat ukur strategis dalam membangun ketangguhan suatu daerah terhadap bencana.

Menurutnya, proses perhitungan IKD merupakan langkah krusial karena akan berdampak langsung terhadap arah kebijakan pembangunan daerah. “Kualitas data menjadi penentu utama dalam proses ini. Saya minta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memberikan data yang akurat, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Hilman dalam sambutannya.

Sebagai instansi koordinator, BPBD memiliki peran vital dalam menjaga konsistensi dan kelengkapan data lintas sektor. Data yang dihimpun mencakup berbagai aspek, mulai dari tata kelola (governance), sistem peringatan dini, hingga kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Dalam Rakor tersebut, Hilman yang juga menjadi narasumber menjelaskan bahwa terdapat keterkaitan erat antara IKD dan Indeks Risiko Bencana (IRB). Ia mengatakan bahwa peningkatan skor IKD akan berdampak langsung pada penurunan nilai IRB. “Secara teknis, ketika nilai IKD meningkat maka nilai IRB akan menurun. Hubungan inilah yang menjadikan proses perhitungan IKD sangat strategis bagi pembangunan,” jelasnya.

Ia menambahkan, terdapat tujuh prioritas kebencanaan yang harus menjadi perhatian bersama. Salah satunya adalah peningkatan indikator kesiapsiagaan masyarakat, yang terbukti mampu menurunkan risiko secara signifikan. “Sebagai contoh, peningkatan skor kesiapsiagaan masyarakat sebesar 10 poin bisa menurunkan IRB hingga 5 poin. Ini adalah kalkulasi yang harus jadi bahan pertimbangan OPD,” katanya.

Selain itu, Hilman turut menyoroti beberapa indikator kritis yang masih menjadi tantangan, seperti kapasitas evakuasi dan efektivitas sistem peringatan dini. Menurutnya, peningkatan di kedua aspek tersebut akan sangat mendukung penurunan IRB, yang saat ini menjadi salah satu Indeks Kinerja Utama (IKU) Bupati Banjar. “Artinya, dengan meningkatkan IKD melalui Rakor ini, kita juga turut mendorong keberhasilan kinerja pemerintahan Kabupaten Banjar secara keseluruhan,” pungkasnya.

Rakor ini turut dihadiri oleh seluruh perwakilan OPD, unsur Forkopimda, serta mitra kebencanaan lainnya di Kabupaten Banjar. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com